Spirit Conductor: Book 1, Chapter 21



Chapter 21 - Immortal Blood Knight

Di suatu tempat di langit.

Sebuah kastil megah berdiri di atas awan. Dinding-dindingnya tak terbuat dari batu melainkan permata yang berkerlapan.

Para penjaga dan prajuritnya merupakan baju zirah emas dan berdiri tegak tanpa ada manusia yang mengenakannya. Mereka adalah makhluk buatan. Berjalan kaku dan seperti sudah terancang arah gerakannya. Walaupun begitu, mereka adalah prajurit sangat tangguh yang telah melindungi kastil selama lebih dari satu juta tahun.

Orang-orang sangat jarang terlihat di kastil tersebut. Kalau ada pun satu dua yang muncul, mereka adalah pemilik kastil dan semua prajurit emas mengikuti perintah mereka.

Mereka berdarah manusia namun mengaku diri sebagai dewa. Karena tak ada makhluk hidup yang lebih kuat dari kaum-kaum yang mengaku dewa ini, mereka selalu menguasai langit dengan keagungan penuh arogan.

Dan kini sang penguasa kastil sedang bersantai di halamannya. Dengan payung kecil yang terbuat dari sutra berkualitas sangat tinggi, ia tersenyum sambil meminum anggurnya.

Penguasa kastil itu bernama Lord Darinkha. Sebagai seorang hedonis ia sangat menyukai bermalas-malasan seperti ini. Hidup di kastil mengambang di langit yang cerah sambil menikmati makanan dan minuman yang hanya bisa dinikmati dewa tingkat atas. Serta para wanita anggun berparas seperti peri saling bergantian menyuapinya buah-buahan segar atau sekedar menuangkan anggur ke gelasnya yang kosong.

Lord Darinkha menghidupi hidup yang hanya dimimpikan pria mana pun.

Tepat saat pria paruh baya berbadan gemuk ini tengah terbuai kehidupannya yang sempurna, seorang prajurit emas datang menghampiri halamannya. Suara baju zirah yang terus-menerus berderik keras ketika ia melangkah. Langsung saja membangunkan Lord Darinkha dari kenikmatannya.

“Ada apa?”

“Pesan penting dari yang terhormat Lord Rancuez.”

Walau pun tak benar-benar ada makhluk hidup dalam baju zirah tersebut, si prajurit emas tetap bisa berbicara. Suaranya sangat dalam dan kaku, terdengar seperti robot. Saat ia mengatakan demikian, ia langsung berlutut sebelah kaki dan merundukkan kepala seraya mempersembahkan Lord Darinkha dengan sebuah gulungan berpita biru.

“Pita biru?” ketika melihat gulungan yang tak biasa tersebut, dahi Lord Darinkha langsung berkerut. Biasanya ia memiliki sekretaris untuk mengurusi kabar-kabar dan gulungan yang masuk. Namun kali ini berbeda. Ia tahu pita biru mengungkapkan hal genting yang perlu direspons oleh penguasa setempat dengan segera.

“Ah! Akhirnya dia kembali juga!” seru Lord Darinkha menepuk keras dahinya. Wajahnya yang berubah masam dan seruannya yang keras mengejutkan para wanita yang melayaninya. Ia langsung menyuruh mereka untuk kembali masuk, dan menggunakan sihirnya untuk memanggil pena berbulu emas dan tinta suci.

Setelah itu ia memanggil semua bawahan terpercayanya. Tiga di antaranya adalah petarung yang memiliki gelar setengah dewa, serta dua yang lain adalah prajurit emas elite yang jauh lebih tangguh daripada penjaga biasa.

“Kalian tau alasan kenapa aku memanggil?”

Kelima bawahan itu terdiam. Wajah paruh baya Lord Darinkha yang gemuk tertekuk ketika mendengus keras lalu berkata:

“Hmph! Kalau saja kalian gak melakukan kesalahan waktu itu, aku gak bakal berada dalam masalah besar sekarang!”

Bawahannya tak bergeming mendengar suara kasarnya. Saat ini Lord Darinkha sedang sangat marah.

“Lord Darinkha, tolong beritahu kami para pelayan Anda kesalahan apa yang telah kami perbuat. Selama kami berada di bawah perintah Lord, ketidaksempurnaan selalu membayangi kami. Khilaf, kami sangat khilaf. Tolong cerahi kami, Lord yang agung!”

“Tolong cerahi kami, Lord yang agung!”

Suara keempat bawahan yang lain menyatu keras penuh dengan nada respek. Lord Darinkha mendengus sekali lagi.

“Tiga belas ribu tahun yang lalu. Kuperintahkan kalian membunuh seseorang. Dan dia kembali lagi. Apa kalian ingat?”

Lima bawahan saling memandangi satu sama lain. Tak ada yang mengingat perkara tiga belas ribu tahun yang lalu itu.

“Maafkan hamba, wahai Lord yang agung. Hamba tak ingat pernah gagal membunuh seseorang tiga belas ribu tahun yang lalu.”

“Hmph! Siapa yang bilang kalian gagal membunuhnya! Orang itu mati, tapi kalian membiarkan arwahnya lolos! Dan sekarang, dia kembali lagi. Saat ini hanya beberapa dewa yang tau perkara ini. Tapi gak lama lagi, kastilku akan menanggung malu karena ketidakbecusan kalian waktu itu!”

Baru setelah itu kelima bawahan Lord Darinkha teringat seseorang tiga belas ribu tahun yang lalu.

“Jadi, manusia Pemberontak yang congkak itu kembali lagi. Setelah membunuh banyak pendeta-pendeta tinggi kuil Lord Darinkha, kita berlima dikirim untuk membunuhnya. Setelah lima tahun diburu, akhirnya ia dikhianati dan jatuh ke tangan kita,” bisik salah seorang setengah dewa kepada rekannya di samping.

“Dengan artifact dewa waktu itu arwahnya berhasil kabur. Dia juga... memiliki senjata aneh yang berasal dari dunia lain! Kalau dia kembali lagi ke permukaan, berarti dia sudah menemukan tubuh ideal untuk dirasuki. Kalau begitu, sudah jelas dia akan membangkitkan seorang pemberontak baru.”

“Untuk seorang manusia, dia sangat merepotkan. Pemberontak terakhir tiga belas ribu tahun yang lalu....”

“Gyl von Tiramikal. Satu-satunya manusia yang membuat tanganku gatal untuk melakukan pembantaian lagi!”

Lama-kelamaan kelima bawahannya sibuk sendiri saling berbisik dan berdiskusi. Lord Darinkha hanya terdiam sambil menikmati gelas anggurnya.

“Oi, jadi kalian sudah pada ingat?” sahutnya setelah beberapa menit berlalu.

“Lord Darinkha! Izinkan kami untuk menebus kesalahan kami.”

“Golden Wing Division berjanji akan menghancurkan arwah Pemberontak itu!”

“Hungry Wolf Division berjanji akan melenyapkan darah Pemberontak yang bangkit itu. Kami tak akan mengecewakan Lord yang agung!”

Setelah itu, ketiga ketua divisi yang lain saling memberikan sumpah mereka. Lord Darinkha hanya mengangguk-angguk serius.

“Bagus. Aku berharap kalian gak melakukan kesalahan yang sama lagi. Pergilah dan kumpulkan pasukan. Turun ke bumi dan habiskan hama itu untuk selama-lamanya!”

Akhirnya Lord Darinkha bisa bernapas lega. Selama tiga belas ribu tahun ia khawatir manusia bernama Gyl von Tiramikal akan muncul kembali, menyebarkan kegagalannya di kalangan para dewa langit. Tapi sekarang ia bisa bertindak saat manusia itu baru saja muncul.

Ia percaya, jika arwah Gyl akhirnya bisa dihancurkan, garis Pemberontak akan menghilang selama-lamanya...

Dan jika beruntung, lima bawahannya bisa melakukannya dengan gesit sebelum kejadian tiga belas ribu tahun yang lalu tersebar di antara para dewa langit.

Lord Darinkha tersenyum puas sambil memakan apel segar dan berbaring kembali di halaman kastilnya yang cerah.

***

Pemberontak adalah gelar untuk manusia yang menentang otoritas kekuasaan langit. Mereka adalah musuh alami para dewa.

Tiga belas ribu tahun yang lalu, seorang manusia yang diyakini sebagai Pemberontak generasi terakhir berhasil dikalahkan. Darah yang membasahi tanah tujuh benua di bumi akhirnya mengering dan peperangan tiba-tiba berhenti di mana-mana.

Hari itu adalah hari yang memilukan bagi harga diri umat manusia. Walau sebagian besar dari mereka sekedar menganggap bencana telah terlewat. Itu karena selama dua ratus ribu belakang kejayaan Pemberontak telah memudar, umat manusia telah terbiasa hidup di bawah tekanan para dewa penguasa langit. Jadi mereka menganggap manusia yang berani melawan langit hanyalah orang-orang bodoh dan mencari masalah sendiri.

Dengan begitulah Pemberontak terakhir dikhianati dengan mudahnya. Ia membawa harapan terakhir umat manusia dan para manusia sendiri yang menikamnya dari belakang. Pasukan dewa pun berhasil mengepung dan Gyl sampai di ujung hidupnya.

Saat itu, dengan tubuh yang hampir hancur berkeping-keping, Pemberontak terakhir menyerukan akan memusnahkan clan-clan serta fraksi yang menikamnya dari belakang. Ia juga bersumpah suatu hari akan membawa bencana terbesar ke langit....

Ia pun mati. Tubuhnya berubah menjadi abu.

Seorang Adventurer muda. Memulai perjalanannya sebagai orang biasa. Bukan siapa-siapa.

Dengan keringatnya sendiri mendapatkan warisan para Pemberontak masa lalu yang hilang.

Dan akhirnya berhasil menjadi manusia terkuat di muka bumi tiga belas ribu tahun yang lalu!

Saat ini, Gyl von Tiramikal sedang mengambang tak bergerak di suatu tempat di gunung Desa Badril. Setelah menanamkan benih Pemberontaknya kepada Shira Yashura, ia terdiam menunggu pilar cahaya biru yang menyelimuti Shira padam.

“Bertahanlah, bocah. Aku gak tau apa yang menyebabkan jiwa Pemberontakmu bangkit. Tapi aku yakin suatu hari langit akan terjungkir balik oleh kedua tanganmu itu!”

Gyl von Tiramikal, atau yang Shira kenal sebagai Arwah Baik Hati, merasa percaya diri akhirnya ia akan mendapatkan tubuh Shira.

Semenjak satu tahun yang lalu ia melatih Shira. Waktu itu pemuda tersebut sangat lemah. Sekarang ia bisa mengalahkan hewan buas dan monster yang jauh lebih kuat darinya, dan merangkak naik menjadi seorang Pemberontak.

Ketika ia menatap pilar cahaya biru yang gagah ini, matanya bersinar penuh kebanggaan seperti melihat anak kandungnya sendiri yang telah tumbuh besar menjadi seorang sukses.

Tiba-tiba saja Gyl mengeluarkan batuk kering, menyadari pelan-pelan ia bersikap seperti Mama Ross.

“Pada akhirnya aku akan merasuki tubuh anak itu. Ah, mataku kemasukan debu!” Gyl mengusap-usap matanya yang mulai basah.

Bulan akan terpecah belah jika Gyl von Tiramikal yang hebat terharu oleh masalah sepele seperti ini!

Gyl menggeleng-geleng pada dirinya sendiri. Tak ia sadari, sebuah sosok muncul dari tiang cahaya biru di depannya. Sosoknya menjadi padat dari gas-gas berwarna hitam yang keluar dari tubuh Shira.

Sosok itu sekejap ada di depan Gyl. Arwah itu terenyak kaget, sontak saja mengeluarkan belati di kedua tangannya.

“Siapa?!” ruangnya ganas. Awalnya ia menduga ada petarung kuat lainnya yang mengincar tubuh Shira dan menyalakan jiwa Petarung pemuda itu. Kemudian ia menyadari benih yang datang ternyata dari dalam tubuh Shira, dan Gyl pun menjadi lega.

Tak ia sangka sebelumnya, ternyata ada seorang arwah yang bersemayam di tubuh Shira. Untuk pertama kalinya dalam ribuan tahun ini Gyl merasa gugup. Ia tak bisa mendeteksi aura arwah itu sebelumnya. Faktanya, aura arwah tersebut menyatu dengan aura istimewa yang dipancarkan oleh Shira sebelumnya.

“Jadi itu alasannya aura anak itu terasa sangat mengerikan. Ternyata yang kurasakan adalah aura arwah ini. Dia bisa meleburkan auranya dengan aura Shira...” pikir Gyl von Tiramikal.

Ia adalah seorang pahlawan yang pernah dinobatkan sebagai manusia terkuat di muka bumi. Namun ia tahu persis masih ada manusia-manusia yang lebih kuat dari generasi sebelumnya yang bersembunyi di celah dan sudut dunia. Berhadapan dengan musuh kuat begitu tentu akan menyulitkan Gyl.

Tapi ia tak takut. Ini bukanlah kali pertamanya ia berhadapan dengan musuh dengan kekuatan berkali-kali lipat darinya. Yang hanya ia butuhkan hanyalah waktu dan informasi detail tentang musuhnya, dengan demikian ia dapat mengendalikan situasi. Sayangnya, ia tak memiliki kedua hal itu sekarang. Arwah itu tiba-tiba muncul di depan wajahnya.

Pelan-pelan, sosok arwah tersebut terbentuk hingga menampilkan wujud seorang kakek tua kurus, hanya tersisa kulit yang menempel di tulang-tulangnya.

“Jadi kamu Adventurer muda yang satu tahun mengikuti Shira Yashura. Hahahaha!” ia tiba-tiba tertawa tanpa sebab dan memukul-mukul kepalanya seperti sudah kehilangan akalnya.

“Kakek tua. Jadi kamu yang membangkit jiwa Pemberontak bocah itu?”

“Gunung, laut, dan langit MENUNGGU!!!” raungnya, nampak tak peduli dengan pertanyaan Gyl.

“Sepertinya kamu sedang senang sekali, kek. Hehehe. Apa rencanamu untuk mengambil alih tubuh bocah itu hampir berhasil?”

“HAHAHAHA!!!”

Kakek itu menampar-nampar pahanya sambil memegang perutnya yang sakit karena tertawa terlalu keras. Sambil berguling-guling di tanah, ia menunjuk-nunjuk Gyl seolah-olah wajahnya begitu lucu sampai-sampai bisa membuat kakek itu tertawa terpingkal-pingkal.

Gyl hanya bisa memaksakan senyum. Tapi diam-diam di tangan kirinya terselip secarik kertas putih.

“Kakek sialan! Aku mengaku kalau kamu masih hidup aku bukanlah tandinganmu. Tapi kamu sudah mati sekarang! Arwah semata gak ada hak menertawaiku seperti itu!”

Tiba-tiba saja Gyl menggunakan kertas yang sama dengan yang ia gunakan pada Ross. Kertas putih itu terbakar dan menjadi abu, mengambang ke arah arwah kakek.

Arwah kakek itu tiba-tiba terdiam. Wajahnya berubah serius.

“Siapa yang bilang aku sudah mati?”

Aliran angin yang di sekitar tubuhnya berputar searah jarum jam. Abu kertas yang dikeluarkan Gyl terbang dan lenyap oleh angin putaran angin tersebut.

Gyl tak menyangka ‘Nightmarish White Paper’ milikya tak mempan pada kakek ini. Ia sedikit terkejut tapi tak menunjukkan di air mukanya.

Lalu kakek itu melambaikan tangannya.

Dengan sekali lambaian tangan tersebut, energi ruang di sekitarnya langsung bergetar. Seperti tengah ketakutan menghadap seorang kaisar keji yang ucapannya tak bisa di bantah sepatah kata pun. Beberapa detik kemudian, ruang dimensi seakan-akan terobek mengikuti arah lambaian kakek tersebut, dan sebuah sosok berbaju zirah karatan yang tengah tenang duduk bersila muncul dari situ.

Ketika Gyl von Tiramikal melihat kejadian ini, wajahnya yang geram langsung menjadi terkejut luar biasa. Tubuh transparannya yang mengambang di udara gemetar hebat tak berdaya.

“Ini....”

Arwah kakek itu masih berwajah serius. Ia melihat ke arah wajah sosok berbaju zirah karatan di depannya. Wajah itu nampak muda dan kulitnya sangat pucat tak berwarna. Seperti tak ada darah yang mengalir di tubuhnya. Kelopak matanya tertutup. Ia tidur sangat tenang dan terlihat seperti tak akan ada yang bisa mengganggunya selama berabad-abad.

Sedikit demi sedikit ia menyerap benang arwah kakek tersebut. Tubuhnya bergetar hebat. Suara besi berkarat yang saling membentur terdengar sangat ribut dari baju zirahnya.

Dan akhirnya, benang arwah terakhir si kakek tua sudah diserap olehnya. Menyisakan hanya ia seorang bersama arwah Gyl di gunung itu, tentu saja selain tubuh Shira yang tak sadarkan diri dan Jerrin Yurin.

Jerrin, yang semenjak tadi bersembunyi karena merasa tekanan dari pilar bercahaya biru terlalu kuat untuknya, melihat seorang arwah kakek keluar dari tubuh Shira dan membuat Arwah Baik Hati menjadi waspada. Kemudian ia juga melihat arwah itu membuat lubang dimensi. Membuatnya mengangakan mulutnya karena tak percaya apa yang dilihatnya.

Tiba-tiba sosok muda berbaju zirah itu membuka matanya. Kewibawaan kuno yang tak bisa lekang oleh waktu bersinar-sinar dari pancaran matanya.

“Semenjak awal zaman gak ada yang bisa membuatku mati. Bahkan Kaisar Langit sudah pernah mencobanya! Kulepaskan arwahku hanya agar menghindari momen waktu yang mengikat terlalu lama. Dengan begitu aku bisa tenang menunggu kedatangan Spirit Conductor yang baru.”

Walau terlihat sebagai seorang pemuda berkulit pucat, sosok berbaju zirah itu memiliki suara yang sangat tua dan kuno.

Gyl von Tiramikal hanya bisa tersenyum masam sambil menggaruk-garuk pipinya. Baju zirah berkarat, seorang yang tak bisa mati bahkan pernah bertarung dengan Kaisar Langit...

“Jadi kukira tadi siapa pahlawan yang bersemayam di tubuh Shira Yashura. Ternyata Tuan Immortal Blood Knight. Aku gak menyangka bisa bertemu dengan sosok legendaris seperti Anda.” Ia sedikit membungkukkan tubuhnya menunjukkan rasa hormat. Namun dalam benaknya ia terus-menerus menyusun rencana untuk merebut Shira darinya.

“Aku tau alasanmu berada di samping anak ini. Tapi kuperingatkan padamu. Shira Yashura hanya memiliki dua jalan di hidupnya. Mati atau menerima takdirnya sebagai seorang Spirit Conductor,” kata Immortal Blood Knight sambil pelan-pelan bangkit dari duduknya. “Jika kamu masih berusaha mengambil alih tubuhnya, kamu akan hancur. Tapi jika kamu tetap berada di sampingnya.... nasib baik akan menunggumu. Dan barangkali, kamu akan menemukan apa yang kamu cari setelah itu!”

Nada Immortal Blood Knight terdengar tegas, namun ia tulus memberi saran kepada Gyl.

Lalu ia menengadah ke arah langit.

“Aku sekarang sudah gak bisa lagi menjaganya lagi. Pasukan mereka sudah berkumpul untuk menyerang. Aku akan berjaga di perbatasan bumi dan langit. Dengan begitu mereka gak bakal berani melangkahkan kaki ke bumi. Setidaknya jika Kaisar Langit gak ikut campur dalam masalah ini.”

Kaisar Langit... Gyl von Tiramikal selalu mendengar sosok legendaris yang berada di puncak dari segala makhluk hidup yang ada dan adalah raja tak tertandingi bagi para dewa di langit.

Beruntung dulu sosok legendaris itu tak turun ke bumi ketika Gyl konflik dengan pasukan dewa langit.

“Kukira Immortal Blood Knight gak takut pada Kaisar Langit,” bisik Gyl pelan, tapi tetap saja Immortal Blood Knight bisa mendengarnya. Jadi ia mendapatkan tatapan yang menggetarkan bulu kuduknya.

“Aku gak pernah takut kepada Kaisar Langit. Tapi di saat yang bersamaan bukan aku yang ditakdirkan untuk mengalahkannya,” kata Immortal Blood Knight datar, tak ada tanda-tanda emosi di suaranya.

Setelah itu, pemuda berbaju zirah berkarat itu melambaikan tangan seperti yang dilakukan arwah kakek sebelumnya. Ruang dimensi bergetar kembali, dan membuat lubang di depannya.

“Lanjutkan membimbing Shira Yashura seperti sebelumnya,” pesan sang Immortal Blood Knight kepada Gyl yang sebenarnya sedang sibuk dalam benak membuat rencana untuk mengibulinya. “Kalau dia bisa bertahan hidup mengejar takdirnya, anak itu akan menjadi Pemberontak yang lebih hebat dariku. Langit akan bergetar ketika mendengar namanya saat itu. Lagi pula, yang hanya bisa mengalahkan seorang Spirit Conductor.... adalah Spirit Conductor lainnya!”

Ia menengadah ke langit sekali lagi. Kali ini ke tempat yang berbeda. Kemudian ia menajamkan tatapannya, seperti tengah melototi dua mata yang sedang mengawasinya.

Tak lama kemudian, ia melangkah masuk ke dalam lubang dimensi itu. Tubuhnya yang dilapisi baju zirah berkarat langsung lenyap di telan energi ruang.

Ia menghilang begitu saja. Meninggalkan Gyl von Tiramikal yang tenggelam dalam lamunannya.

“Jadi legenda kalau Immortal Blood Knight belum mati ternyata benar. Terus skill barusan yang membuat lubang dimensi itu.... ‘Liquid Dragon Flowing Style’! Waktu itu sejarawan Golden Ink Sect menulis tentang Immortal Blood Knight yang menciptakan skill legendaris ini. Tapi semua orang hanya menertawainya.”

Logikanya, tak mungkin seorang Pemberontak menciptakan dua atau lebih skill Pemberontaknya. Arwah Baik Hati atau Gyl von Tiramikal dulu menciptakan ‘Deadly Strike’ dan membunuh ribuan raja dan jenderal yang menentangnya. Sedang Immortal Blood Knight kemudian menciptakan skill keabadian yang membuat namanya tenar di muka bumi dan langit.

“Hehehe. Jadi sepertinya sejarawan itu benar. Immortal Blood Knight, orangnya terlalu keren jadi logika gak berlaku padanya. Sama sepertiku, hehehe. Suatu hari nanti, aku akan mendapatkan ‘Liquid Dragon Flowing Style’ dan ayo kita lihat apakah langit masih bisa bersikap arogan di depanku. Hmph! Hmph!.”

Semenjak ia menjadi seorang Pemberontak, Gyl von Tiramikal sangat terobsesi dengan ‘Liquid Dragon Flowing Style’. Skill yang bisa membelah ruang dimensi dan memungkinkan penggunanya untuk menyelip di antara dinding dimensi dan berkelana ke dunia lain.

Bahkan Gyl saja yang mengusai titik puncak ‘Water Flowing Style’ dan selangkah lagi untuk mendapatkan ‘Liquid Dragon Flowing Style’.... bisa menjadi manusia terkuat tiga belas ribu tahun yang lalu!

Selama hidupnya Gyl tahu alasan mengapa ia bisa menjadi pemberontak hebat dulu. Alasannya mengapa ia bisa bersikap arogan menentang kekuatan langit waktu itu.

Itu karena ia memiliki ‘Water Flowing Style’ dalam gudang senjatanya.

Sebuah skill yang memiliki potensi tak terbatas.

Dan lalu...

‘Liquid Dragon Flowing Style’—adalah sebuah skill legendaris yang mampu menantang takdir!

***

<<PREVIOUS CHAPTERNEXT CHAPTER>>