Spirit Conductor: Book 2, Chapter 23



BUKU 2: Tragedi di Desa Badril

Chapter 23 - Menghadang Pasukan Langit Turun ke Bumi


Gunung Desa Badril.

Pilar cahaya biru yang menyeruak ketika Shira menerima benih Pemberontaknya sudah memudar.

Sekarang, tubuh Shira yang lemas tengah terbaring di atas dedaunan kering sebagai alas. Terkadang jemarinya kejang-kejang kecil.

Dari kulitnya keluar banyak keringat. Jerrin mengipas-ipas daun ke arahnya.

Tak jauh dari mereka, Gyl von Tiramikal tengah duduk bersila sambil mengambang di atas tanah.

Matanya yang tertutup tiba-tiba terbuka. Ia menoleh ke arah kaki gunung.

“Bocah. Ross mencarimu,” katanya singkat. Ia tengah berbicara kepada Jerrin Yurin.

Tapi pemuda akhir dua puluhan itu terdiam bimbang.

“Turun saja dulu. Perempuan kalau sedang marah nanti kamu nya yang jadi susah.”

“Kalau begitu saya permisi dulu, Tuan Arwah.”

Gyl tak menoleh. Ia menutup matanya lagi.

Pada saat ini terdengar samar Shira sedang mengerang kesakitan. Tapi kesadarannya belum kembali.

Arwah itu, dari dalam mystic bag-nya, mengeluarkan kertas yang tiba-tiba saja terobek-robek menjadi pecahan kecil. Dari pecahan-pecahan kecil tersebut, terurai lagi menjadi debu. Dan dari debu, berubah menjadi asap.

Dalam asap tersebut, jika berkonsentrasi penuh, Gyl dapat melihat suatu kejadian bahkan ratusan juta kilometer jauhnya.

Ia melihat lurus ke arah sebuah puncak gunung es tertinggi di Benua Tiramikal.

***

Sebuah sosok berbaju zirah karatan tengah duduk di puncak gunung es tersebut. Puncak gunung itu menyentuh awan. Dan dari awan yang memadat, berdiri sebuah gerbang megah raksasa berwarna emas. Lebarnya mampu menampung ratusan ribu tubuh manusia.

Immortal Blood Knight duduk tepat di depan Gerbang Langit.

“Immortal Blood Knight, apa maksudnya ini? Apa kamu ingin berperang sekali lagi dengan langit? Jika gak ada urusan, jangan duduk di tengah jalan!”

“Jangan bersikap arogan mentang-mentang tubuh asli Kaisar Langit gak bisa datang ke dunia ini!”

“Kami punya urusan, enyahlah! Jangan menghalangi kami!”

Tiga orang yang berteriak adalah para jenderal Lord Darinkha. Mereka membawa ratusan pasukan elite kecil untuk memusnahkan arwah Gyl. Namun tak mereka sangka, Immortal Blood Knight yang konon telah mati tiba-tiba muncul menghadang jalan mereka.

Immortal Blood Knight memandangi dingin ketiga petarung setengah dewa tersebut. Mereka sejak tadi berteriak garang, namun sama sekali tak berani melangkahkan kaki keluar dari Gerbang Langit.

“Bukan aku yang menghalangi kalian,” katanya pelan. Tapi suara kunonya yang terdengar dalam dan misterius bergetar di udara, memberikan kesan suara seorang legenda masa lalu. “Tapi ketika aku datang ke sini, kalianlah yang menghadang jalanku.”

“Sombongnya!” geram salah seorang petarung setengah dewa itu. Ia berkata demikian dengan sikap arogan, tetapi dalam hati jiwanya bergetar resah.

Begitu juga dengan kedua rekannya. Juga ratusan prajurit elite di belakang mereka. Mereka adalah pasukan langit. Bagi manusia, mereka adalah suci dan megah. Untuk seorang manusia yang menghadang jalan mereka, adalah aib bagi seorang pasukan langit untuk merundukkan kepala.

Tapi yang ada di depan mereka adalah Immortal Blood Knight. Kisah amukannya di angkasa sudah menjadi dongeng bagi penduduk langit. Ratusan bahkan ribuan dewa sudah dipenggal olehnya. Tak terkecuali Lord Dewa Tinggi yang merupakan dewa-dewa terkuat di langit.

Immortal Blood Knight, adalah Pemberontak di antara pemberontak. Mimpi terburuk bagi langit.

Jika saja ini adalah hari-hari biasa, mereka sudah kabur untuk melaporkan ke para dewa-dewa langit.

Jika itu terjadi, lonceng peringatan akan berbunyi di mana-mana. Langit akan masuk ke dalam situasi genting. Ratusan juta pasukan langit akan disiagakan untuk mengamankan keadaan. Para dewa-dewa yang kekuatannya dianggap seperti monster akan dibangunkan untuk bersiap-siap.

Semua hanya karena kabar terlihatnya Immortal Blood Knight di depan salah satu gerbang langit!

“Ini merepotkan. Langit akan gempar jika mendengar orang ini masih hidup,” kata salah seorang jenderal Lord Darinkha kepada dua rekannya.

“Tapi bagaimana pun juga dewa-dewa langit harus tau. Tapi... akan menjadi masalah jika kabar ini datang dari kita.”

Ia benar. Jika mereka melapor kepada para dewa langit kalau mereka melihat Immortal Blood Knight di depan gerbang langit, para dewa akan mempertanyakan mengapa mereka membawa pasukan untuk turun ke bumi. Mereka mungkin bisa mencari alasan. Tapi dengan terlanjurnya beredar kabar pilar benih Pemberontak, situasi akan menjadi rumit. Hal ini tentu bakal berdampak buruk jika rahasia kecil Lord Darinkha mulai terbongkar.

“Lagipula, apa yang sedang dia lakukan di situ? Duduk-duduk saja di depan Gerbang Langit? Bah! Kalau dia ingin memporak-porandakan langit pasukan kecil dan pelindung Gerbang Langit gak akan bisa menahannya.”

“Kamu benar. Ada yang salah.”

“Ku pikir ia ingin memperingatkan kita. Kalau kita turun ke bumi, maka dia pun juga akan naik ke langit. Konsekuensinya.... akan merugikan kita.”

Gerbang Langit di Benua Tiramikal adalah salah satu jalur antar bumi dan langit. Masih banyak lagi gerbang yang tak dijaga oleh Immortal Blood Knight.

Namun jika saja ada keturunan langit turun ke bumi, di saat yang bersamaan Immortal Blood Knight akan menyadarinya.

Maka di saat itu, ia akan langsung bertindak.

“Barangkali yang membangkitkan seorang Pemberontak... adalah Immortal Blood Knight, bukannya Gyl von Tiramikal? Mungkin kah Lord Darinkha khawatir berlebihan?”

“Nggak juga. Tadi aku merasakan aura ‘Deadly Strike’! Itu adalah skill Pemberontak yang dibuat Gyl. Gak salah lagi. Si berengsek itu muncul lagi di bumi.”

“Lalu apa yang harus kita perbuat? Gyl sudah mendapatkan bantuan monster itu. Akan sulit untuk menurunkan pasukan ke bumi.”

“Bagaimana dengan Moon Temple? Seharusnya mereka bisa mengunci lokasi Gyl. Juga memperlambat gerakannya sampai kita bisa mengurus Immortal Blood Knight.”

“Itu gak bisa. Baru saja aku mendapat kabar Lord Darinkha memutus hubungan dengan Moon Temple. Rupanya ia sedang marah besar di kastil.”

Tiga orang itu terdiam sesaat.

“Bagaimana dengan Purple Garden Sect? Kita bisa meminta bantuan mereka.”

“Purple Garden Sect? Mereka memang gak ada sama sekali afiliasi ke dewa lain. Akan tepat sekali jika kita bisa meminta bantuan mereka. Tapi susahnya, selama ini mereka selalu netral dan cinta damai. Mereka sama sekali gak menyukai kaum kita.”

“Setidaknya gak salah jika kita harus mencobanya.”

“Benar sekali. Dengan sedikit iming-iming, Purple Garden Sect akan mengerjakan tugas dengan baik. Kemudian kita kirim juga sekitar tujuh Boneka Emas untuk menghabisi Gyl. Selama gak terang-terangan, Immortal Blood Knight gak akan menyadarinya.”

Ketiga orang itu mengangguk-angguk, mencapai kesepakatan.

“Perintahkan semua pasukan untuk mundur!” kata salah seorang setengah dewa itu ke bawahannya.

Ratusan pasukan langit pun pergi menjauh dari Gerbang Langit.

Immortal Blood Knight yang melihat itu, memejamkan matanya seperti tengah tertidur dalam duduknya.

Di gunung Desa Badril, asap yang dibuat Gyl lenyap tertelan angin.

Ia bangkit, melihat ke arah Shira yang masih terbaring tak sadarkan diri.

Lalu dari dalam tubuhnya, menyeruak energi Yin yang tebal. Lembut dan mengalir, namun di saat bersamaan mampu mencairkan ruang dimensi.

Efeknya tak sehebat ‘Liquid Dragon Flowing Style’, namun skill ‘Water Flowing Style’ pada puncaknya sudah dapat membuat jalan pintas di ruang dimensi walau jaraknya sangat terbatas.

Udara bergetar. Tercipta riak kecil di ruang dimensi. Pada saat itu juga, terlihat kamar Shira dalam gelombang riak tersebut.

Gyl mengarahkan telunjuknya ke tubuh Shira Yashura. Pemuda itu mengambang terbang, pindah melintasi gelombang riak ruang dimensi, dan langsung saja tiba di kamarnya. Pelan-pelan Arwah Baik Hati membaringkan tubuhnya ke kasur.

Energi Yin dari tubuh Gyl von Tiramikal melemah. Riak di ruang dimensi memudar. Kini udara mulai tenang kembali.

Gyl menimbang sesaat.

“Jadi, dengan reputasinya, Immortal Blood Knight dapat menahan pasukan langit,” katanya dalam hati, matanya berkilat-kilat. “Mulai saat ini.... semua orang akan tau Immortal Blood Knight sudah kembali.”

Ia tersenyum. Hatinya tiba-tiba bersemangat.

“Barangkali, sudah saatnya aku menggunakan gongku lagi. Sekaranglah waktunya untuk memberitahu dunia... Gyl von Tiramikal yang hebat juga sudah kembali!!!”

Dengan begitu ia tertawa terbahak-bahak sepuas hatinya. Tubuhnya pun melayang ke puncak gunung Desa Badril.

***

Purple Garden Sect...

Tatalghia Kingdom, Moon Temple, dan Purple Garden Sect, terkenal sebagai fraksi terkuat di Benua Tiramikal.

Purple Garden Sect tak memiliki kekuatan perang hebat seperti Tatalghia Kingdom. Mereka juga tak memiliki pengaruh di mana-mana seperti Moon Temple yang sebelumnya.

Dulu, saat kekuatan ketiga benua ini dipegang oleh fraksi lain, Purple Sect Garden bukanlah siapa-siapa.

Namun sekte ini terkenal karena diisi oleh wanita saja. Murid-muridnya adalah gadis-gadis seperti peri. Para petarungnya dikenal sebagai wanita kiriman surga. Terutama Sect Master-nya.

Sudah menjadi tradisi, bahwa sekte tersebut mengangkat wanita yang memiliki talenta terhebat, pribadi yang kuat, serta kecantikan tiada tara.

Hal ini membuat salah satu penguasa fraksi terkuat waktu itu ingin meminang sang Sect Master. Namun lamarannya ditolak. Ia mencoba untuk memberikan hadiah berupa harta karun yang sangat langka, namun ditolak sekali lagi.

Ia mencoba melamar untuk ketiga kalinya. Keempat kalinya, kelima kali... sampai ia menjadi bahan tertawaan seisi Benua Tiramikal.

Hal itu membuatnya murka, langsung saja membawa pasukan untuk menghancurkan Purple Garden Sect. Bersumpah untuk menjadikan Sect Master waktu itu mainannya, bersumpah membuat Purple Garden Sect menyesal telah membuatnya malu.

Pasukannya sangat perkasa. Tiga jenderalnya sudah melewati level 100. Sedang ia sendiri adalah seorang Swordsman berlevel 126.

Semua orang yakin itu adalah bencana yang akan mengakhiri Purple Garden Sect.

Tapi yang terjadi adalah... ia dan pasukannya dihancurkan dalam sekejap ketika mendekati gerbang Purple Garden Sect.

Orang-orang yang menyaksikan kejadian itu, bersumpah melihat kilatan berwarna ungu yang menghancurkan apa pun yang disentuhnya.

Barulah saat itu, semua orang langsung tahu bahwa fraksi terkuat di benua ini... adalah Purple Garden Sect!

Tapi kilatan ungu itu tak terlihat lagi. Peristiwa itu terjadi empat ribu tahun yang lalu.

Selama itu, tak ada yang berani mengganggu Purple Garden Sect lagi. Bahkan fraksi yang berada di bawah perintah dewa langit langsung, semuanya tak berani macam-macam dengan Purple Garden Sect.

Bisnis mereka lancar. Pelan-pelan mereka membangun kekuatan dalam damai. Tak lama kemudian, fraksi yang menyerang mereka waktu itu dihancurkan oleh fraksi-fraksi lain setelah kehilangan kepala mereka.

Singgasana fraksi terkuat nomor tiga pun kosong. Namun semua orang pelan-pelan mengakui Purple Garden Sect sebagai kekuatan yang pantas berdiri di antara kekuatan lainnya.

***

Purple Garden Sect adalah sebuah sekte yang berbasiskan di sebuah gunung yang penuh dengan pohon-pohon berdaun ungu.

Bangunan, dinding, dan gerbangnya berdesain kuno. Tetapi berisi oleh wanita-wanita muda yang mencerahkan mata.

Siang itu, adalah hari yang biasa untuk murid-murid Purple Garden Sect. Tapi kini seorang pria kaya berwajah arogan muncul di depan gerbang.

“Bawa aku menemui Sect Master kalian!” kata pria itu angkuh kepada penjaga gerbang yang semuanya adalah wanita. “Aku membawa pesan dari Dewa Langit, Lord Darinkha!”

Penjaga gerbang saling memandangi satu sama lain. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Purple Garden Sect tak menyukai berafiliasi dengan pasukan langit. Tetapi jika ada sebuah pesan dari seorang Dewa Langit, hal itu adalah peristiwa penting bahkan untuk fraksi sebesar Purple Garden Sect.

Jadi penjaga gerbang Purple Garden Sect tak bertanya apa-apa. Salah satu dari mereka langsung bergegas untuk memberitahu petinggi sekte.

Penjaga gerbang itu memberitahu seorang instruktur. Instruktur tersebut memberitahu seorang Sepuh. Dan kemudian, Sepuh tersebut memberitahu seorang eselon sekte.

Cepat saja, seisi Purple Garden Sect langsung tahu kabar bahwa pesan datang dari seorang dewa langit.

Kini, tiga eselon bergegas menuju sebuah bangunan tua. Bangunan tersebut terlarang bagi murid dan sepuh-sepuh sekte. Yang hanya diizinkan masuk hanyalah mereka yang memiliki identitas sangat tinggi dan juga Sect Master.

Bangunan itu adalah tempat tinggal Sect Master pertama Purple Garden Sect, sang leluhur. Kebetulan juga, Sect Master generasi ini sangat senang mengunjungi bangunan tersebut.

Di dalamnya, ada ruangan kecil yang dindingnya penuh dengan tirai-tirai sutra berwarna ungu. Aroma wangi menyerbak mengisi ruangan itu.

Seorang wanita paruh baya tengah memetik kecapi dalam damai. Di dekatnya, duduk seorang wanita muda lain yang tengah mengelus-elus bulu seekor singa.

Singa ini terlihat sangat aneh. Tubuhnya setengah transparan dan seluruh tubuhnya berwarna ungu.

Ia adalah arwah hewan buas, yang bahkan dari penampilannya nampak sangat luar biasa. Matanya tertutup rapat. Kini ia tengah tertidur malas sambil merasa nyaman dielus lembut oleh wanita muda.

Pintu ruangan diketuk. Wanita paruh baya itu berhenti memainkan kecapinya. Ia membuka mulutnya dan menyuruh si pengunjung masuk.

Terbukanya pintu, muncul tiga nenek tua. Mereka adalah Sepuh Besar sekaligus eselon yang memiliki jabatan tertinggi di sekte.

Namun sikap mereka sangat sopan. Terutama kepada wanita muda dan arwah singa ungu yang dielusnya. Mereka memberi penghormatan kepada dua sosok itu sebelum duduk di depan si wanita paruh baya.

“Sect Master, seorang pengirim pesan datang. Katanya dia diutus oleh seorang dewa langit... Lord Darinkha!”

Dari nada nenek tua yang melapor, terdengar nada tak senang dengan apa yang nama yang ia ucapkan.

Wanita muda yang ada di ruangan itu mengerutkan keningnya ketika mendengar nama Lord Darinkha. Matanya jelas memancarkan tanda benci. Sedang wanita paruh baya yang dimaksud sebagai Sect Master malah menyeringai dan mengeluarkan dengusan mengejek.

“Lord Darinkha? Lebih tepatnya Sampah Darinkha!”

Semua orang tahu Purple Garden Sect tak memiliki hubungan baik dengan langit. Namun tak ada yang tahu, dari generasi ke generasi... musuh nomor satu Purple Garden Sect adalah... Lord Darinkha!

Purple Garden Sect tak pernah mengumumkan ini. Bahkan murid-murid sekte pun tak tahu hubungan buruk antara Purple Garden Sect dan Lord Darinkha. Lord Darinkha sendiri, tak pernah memiliki konflik dengan Purple Garden Sect.

Semenjak dibangunnya Purple Garden Sect tiga belas ribu tahun yang lalu, pasca perang yang terjadi karena Gyl von Tiramikal, Purple Garden Sect sudah memiliki dendam kepada Lord Darinkha.

Dendam itu, adalah dendam pribadi Sect Master pertama. Yang dibawa turun-menurun hingga ke generasi ini.

Mereka ingin sekali membunuh dewa itu. Tapi mereka sama sekali tak memiliki kekuatan. Bahkan kualifikasi untuk lewat Gerbang Langit pun, mereka tak punya.

Karena itulah, mereka hanya bisa menyimpan dendam dalam hati.

Saat ini Sect Master sangat tak senang sampai-sampai ia tak acuh dan kembali memainkan kecapinya. Tiga sepuh itu tersenyum masam, dan melihat ke arah wanita muda yang tengah mengelus bulu arwah singa berwarna ungu.

“Leluhur... apa yang harus kita perbuat?” tanya salah satu dari tiga eselon.

Wanita muda itu hanya tersenyum kemudian berkata, “usir mereka.”

Ketiga nenek itu langsung mengangguk. Kemudian berdiri dari duduk untuk mempersilahkan diri.

Namun belum sempat mereka keluar ruangan, wanita muda itu berkata sekali lagi.

“Jika mereka gak mau pergi, kalian gak perlu sopan. Tendang saja mereka keluar!”

Tiga nenek itu berbalik dan merundukkan kepala mereka.

“Leluhur. Kami tau Anda sangat gak senang dengan Lord Darinkha. Tapi apakah ini keputusan yang buruk jika terang-terangan menentangnya? Lagipula di Desa Badril... arwah Gyl von Tiramikal baru saja membangkitkan benih Pemberontak ke tubuh pemuda Yashura. Ini adalah saat-saat yang sangat krusial.”

Saat wanita muda itu mendengar nama Gyl, pancaran matanya langsung berubah sedih. Aura di sekitarnya langsung menjadi melankolis.

Sedang arwah singa ungu yang tidur dalam elusannya ternyata mendengar ucapan nenek itu. Matanya kemudian pelan-pelan terbuka. Sebuah bola mata biru yang nampak menampung kewibawaan angkasa kuno, menatap lekat ke arah tiga nenek itu.

Ketiga nenek itu terkejut, langsung membungkukkan tubuh mereka memberi penghormatan. Jantung mereka berdebar-debar ketakutan.

Nenek yang mempertanyakan perintah wanita muda tadi mengeluarkan keringat dingin. Ia bertanya-tanya dalam hati kalimat apa yang salah sampai-sampai arwah singa itu menatapnya tajam sampai-sampai membuat jiwanya bergetar ketakutan.

Ia berpikir jika mengucapkan perkara Gyl von Tiramikal membangkitkan jiwa Pemberontak Shira Yashura telah menyinggung arwah singa ini. Tetapi Purple Garden Sect tahu persis tentang kejadian ini. Seharusnya tak ada yang salah tentang hal itu.

Mereka, dibandingkan dengan Tatalghia Kingdom dan Moon Temple, mengerti apa yang tengah terjadi di Desa Badril.

Purple Garden Sect bahkan tahu bahwa satu tahun yang lalu, arwah Gyl datang di depan Shira dan menyebut dirinya Arwah Baik Hati. Mereka tahu Gyl mengajarkan Shira banyak skill, termasuk skill misterius yang bernama ‘Water Flowing Style’.

Tapi nenek itu menggeleng dalam hati. Apakah karena ia mempertanyakan perintah si wanita muda? Ia juga menggeleng dalam hati lagi. Ia tahu arwah singa itu tak akan peduli tentang hal sepele seperti itu.

Lalu pelan-pelan ia mendongakkan kepalanya, mengintip arwah singa tersebut. Kedua bola mata biru itu masih tertuju ke arahnya. Tak sengaja, ia melihat ke dalam warna biru yang dalam tersebut.

Tubuhnya bergetar semakin menjadi-jadi. Sampai si wanita muda dan Sect Master prihatin kepadanya.

Lalu pada saat itu juga, si arwah singa berkata:

“Kalian takut kepada Darinkha?”

Nenek itu tak bisa berkata apa-apa untuk menjawab. Begitu juga dua nenek di sebelahnya.

“Kalau begitu suruh Darinkha sialan itu datang kemari. Aku akan mencabik-cabik tubuhnya secara pribadi!”

Arwah itu tak mengucapkan apa-apa lagi. Ia bangkit, menguap, dan berjalan ke arah sebuah patung.

Patung itu adalah sebuah patung singa, yang sekilas nampak sangat kuno dan antik.

Jika dilihat dekat-dekat, patung tersebut sangat mirip dengan patung singa berlumut yang dilihat Merly Yurin dan Mama Ross di kediaman Yashura!

Arwah singa itu melompat, masuk ke dalam patung.

Aura bercahaya ungu menyeruak dari dalam batu patung tersebut. Matanya kelap-kelip juga memancarkan cahaya biru. Tak lama kemudian cahaya ungu dan biru di matanya memudar dan hilang.

Saat itu baru ia benar-benar tertidur.

***

<<PREVIOUS CHAPTERNEXT CHAPTER>>