Spirit Conductor: Book 2, Chapter 30



Chapter 30 - Kaisar Langit Menyerang Laut

Di lautan yang sepi.

Sebuah rakit tengah mengambang di atas permukaan laut yang tenang. Seorang pria muda tengah duduk bersila tenang di atas rakit tersebut.

Wajahnya penuh luka dan satu matanya sudah hilang. Ia menutup matanya yang tersisa, seperti tengah tertidur, menunggu waktu, terombang-ambing di atas lautan yang aneh ini.

Rakitnya terus-menerus bergerak di atas lautan. Rakit dan rupa wajahnya nampak lekang termakan usia tapi anehnya, hukum ruang dan waktu menghindari pria bermata satu ini.

Ia tetap mengikuti arus laut. Tanpa makan, tanpa minum, tanpa menghibur diri menghilangkan penatnya... seratus tujuh belas tahun sudah berlalu semenjak ia datang ke laut ini.

Tapi selama ini, ia tak pernah menemukan apa yang ia cari. Seseorang yang ingin ia temui, tak pernah muncul di depannya. Tapi ia tahu, orang itu selalu memperhatikannya setiap saat...

Saat ini, tiba-tiba matanya terbuka. Pupilnya mengecil, ketakutan terlintas di situ.

“Aura ini...”

Ia merasakan sebuah aura yang tiba-tiba saja muncul di laut itu. Mengisi semua ruang, penuh dengan sebuah energi yang mengintimidasi.

*ZZzzzzzttttt* *BUUUZZZZHH*

Sebuah lubang dimensi raksasa muncul di langit. Berputar-putar dengan energi kasar yang menopangnya. Walaupun begitu, lubang dimensi itu sangatlah stabil.

Seribu kilometer. Sebesar itulah diameter lubang dimensi tersebut.

Dan dari tengah-tengah lubang dimensi itu, turun seorang pria muda berambut panjang dan berpakaian sutra putih bercorak emas.

Pria itu nampak dingin tanpa ekspresi. Sorotan matanya tegas, jelas memperlihatkan bahwa ia sedang marah.

Perawakannya pun kurus, dengan wajah cukup tampan. Jika dilihat dari dekat memiliki wajah yang sangat mirip sekali dengan Shira Yashura jika pemuda itu sudah berumur tiga puluhan.

“KAISAR LANGIT!!!” sosok bermata satu itu gempar. Kaisar Langit turun ke laut ini, sama saja seperti ia masuk ke wilayah Penguasa Laut tanpa izin. Selama yang ia tahu, Kaisar Langit tak pernah melakukan hal itu sebelumnya.

Kaisar Langit menoleh, ia melihat sosok bermata satu di atas rakit. Tapi cepat ia membuang wajahnya tak peduli.

Ia melihat lagi ke arah lain, mencari seseorang.

“Kamu mau bersembunyi dariku?” kata Kaisar Langit mencibir.

*BOOOM!!!*

Sontak ledakan besar terjadi di laut tersebut. Lima arwah naga berwarna ungu turun dari langit, secara kalap menembaki permukaan laut dengan proyektil sihir.

*BOOM!* *BOOOOMM!!!* *BOOOMMMM!!!*

“Penguasa Laut!!! KELUARLAH DAN HADAPI AKU!!!”

*BOOOM!!!* *BOOOM!!!* *BOOOM!!!*

Lima naga tersebut terus-menerus membombardir lautan. Sedang Kaisar Langit hanya melihat dengan tatapan dingin ke arah laut.

Tiba-tiba sebuah perisai ungu muncul menahan proyektil sihir kelima naga ungu tersebut. Semua proyektil yang menyentuh perisai tersebut... langsung memudar dan lenyap termakan anomali hukum ruang dimensi.

Laut pun berubah warna menjadi ungu. Kabut ungu juga muncul di mana-mana. Kabut tersebut memadat dan membentuk sebuah sosok wanita yang tengah mengerutkan alisnya marah.

Melihat sosok wanita itu, Kaisar Langit langsung menghentikan semua naganya. Suasana hening, Kaisar Langit membalas tatapan wanita itu.

Sosok wanita itu sontak menjadi kebingungan ketika melihat wajah Kaisar Langit. Hatinya menjadi kalut. Pria ini mirip sekali dengan pemuda yang meninggalkannya puluhan tahun yang lalu.

Apakah lelaki yang dicintainya kembali untuk membawanya pergi? Menepati janjinya?

Lalu mengapa pria ini menyerang laut dan ingin melukainya?

Melihat wanita memperlihat ekspresi bingung, Kaisar Langit semakin marah lagi.

“Separuh dari benang karmanya menghilang... dan dia muncul di tempat seperti ini...”

Lima naga ungu di angkasa berputar semakin menjadi-jadi. Bersiap untuk menyerang laut kembali.

“Penguasa Laut... apa yang sudah kamu lakukan padanya?!”

Kaisar Langit ingin menyerang lagi. Kesadaran Laut melihatnya, kembali ingin melindungi laut dengan perisai ungunya.

Proyektil sihir kelima arwah naga ungu tersebut berbeda dari yang sebelumnya. Putaran dan kecepatannya semakin menguat, cahaya pekat ungu bergabung dengan esensi energi ruang dan waktu, menciptakan gelombang dan riak ruang dimensi yang menjadi jejaknya.

*Wuuusshhh*

Proyektil pertama menyentuh perisai Kesadaran Laut. Namun sama sekali tak ada benturan, proyektil itu tembus seperti tak menyentuh penghalang sama sekali.

*BOOM!!!*

Proyektil yang lain pun juga sama. Mereka jatuh ke permukaan laut dengan mulusnya.

*BOOOOM!* *BOOOOM!!!* *BOOM!* *BOOOOOOOM!!!*

Kesadaran Laut makin mendengus marah. Di saat seperti ini, ia baru menyadari pria ini bukanlah pemuda yang ia tunggu selama ini. Hanya wajahnya saja yang mirip, jadi ia tak perlu menaruh belas kasihan.

Tanda kebingungan sudah menghilang di wajahmya, tergantikan tekad untuk mengusir penjajah ini dari lautan tempatnya beristirahat.

Energi kabut ungu muncul di sekitar sosok wanita itu. Saat Kaisar Langit melihatnya, wajahnya langsung tertekuk terkejut.

“Kabut ungu ini, bukanlah milik Penguasa Laut. Apa yang sebenarnya terjadi di sini?”

Kesadaran laut menyerang, membuat tombak dengan kabut ungu tersebut. Gas kabut memadat, menjadi logam keras, menggandakan diri ratusan kali, dan langsung menyerbu lima arwah naga ungu di angkasa.

“Aku gak tau kenapa kamu bisa memiliki esensi kabut ungu. Tapi rupanya energi kabut ungu yang ada ditubuhmu terlalu lemah. Separuhnya sudah menghilang entah kemana.”

Dengan sekali kipas lengannya, ratusan tombak ungu itu hancur sebelum mendekati lima arwah naga Kaisar langit.

“!!!” Kesadaran Laut terkejut, tapi ia semakin berusaha. Kali ini, muncul seribu tombak ungu bersiap untuk dilontarkan.

Tapi ada sebuah perasaan yang membuatnya ragu untuk menyerang. Tiba-tiba saja, sebuah suara ramah terdengar di telinganya.

“Dia bukan musuhmu. Hanya saja dia sedang marah denganku. Gak perlu serius. Tidurlah, lupakan apa yang sudah terjadi barusan.”

Ratusan ribu kilometer dari tempat itu, seorang nelayan muda menepuk permukaan laut. Sontak lautan ungu kembali menjadi normal.

Tubuh Kesadaran Laut memudar. Pancaran di matanya nampak lesu ketika ingatannya dicuci bersih oleh suatu energi yang tak bisa ia lawan. Ia pun menghilang, bersamaan dengan laut, menjadi tenang dalam waktu.

Kaisar Langit melihat ini. Ia menoleh. Matanya melihat sebuah perahu kecil dan nelayan muda tengah memancing jauh sekali dari tempatnya berada.

“Penguasa Laut!”

Ia langsung membuat lubang dimensi, masuk ke dalamnya, dan sekejap melompat di depan hadapan nelayan muda tersebut.

“Kamu seharusnya gak membuat keributan di sini,” kata nelayan itu sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Aku ingin pertanggungjawabanmu! Shira di dunia ini gak sengaja datang ke sini. Bukan saja kamu gak langsung memulangkannya, tapi membiarkannya mendapatkan esensi kabut ungu dan malah mengulang waktu untuknya kembali tanpa bayaran apa pun!”

“Terus?”

“Terus laknat! Terserah kalau kamu mau melakukan apa pun di lautanmu! Terserah kamu mau memberikan kabut ungu ke siapa pun! Tapi hukum waktu... adalah otoritasku! Mengirimnya kembali ke masa lalu dan mengubah sejarah, sama saja kamu gak menghormati keberadaanku!”

“Takdir yang membuatnya datang kemari. Takdir juga yang membuatnya mendapatkan esensi kabut ungu. Aku sama sekali gak melakukan apa pun selain memulangkannya untuk menjalani takdir yang seharusnya dia jalani. Apa maksudmu, kamu juga memiliki otoritas atas takdi?”

Kaisar Langit hanya bisa mencibir.

“Bagus sekali kamu memutar-mutar faktanya. Alasan, alasan!” katanya tak puas.

“Terserah apa katamu,” balas nelayan muda itu santai.

“Itu masalahmu jika ingin mengelak dari tanggung jawab. Tapi seenggaknya kamu harus memberikan kompensasi setelah melanggar hukum waktu. Setelah itu, aku akan pergi dari sini.”

“Bagaimana kalau aku malas menanggapimu?”

“Penguasa Laut! Kamu ingin berperang sampai dimensi dunia ini hancur lebur?!”

“Hancur lebur? Kamu terlalu menganggap kemampuanmu terlalu tinggi,” kata si nelayan santai, ia kembali fokus memancing.

Mendengar itu, Kaisar Langit menjadi semakin marah. Selama ini, ia tak pernah melanggar wilayah Penguasa Laut. Ia pun tak pernah berkonflik dengannya. Karena selama ini Penguasa Laut nampak pasif dan kelihatannya tak pernah berambisi untuk kompetisi dengan Spirit Conductor lainnya, Kaisar Langit mengira ia tak akan pernah membuat masalah dan tak menghiraukannya.

Tapi siapa yang menyangka sikap acuh tak acuhnya terlalu angkuh bahkan untuk seorang Penguasa Laut sepertinya.

Raja Gunung, Penguasa Laut, dan Kaisar Langit. Mereka adalah puncak dari Spirit Conductor. Kekuatan terkuat di alam semesta. Kaisar Langit memegang otoritas atas hukum waktu. Sedang Penguasa Laut menyimpan hukum ruang dimensi di sakunya semenjak awal zaman. Raja Gunung, walau tak memiliki otoritas atas kedua hukum alam terpenting ini, ia memiliki esensi kabut ungu terpadat di antara Spirit Conductor lainnya dan kekuatannya tak bisa diremehkan begitu saja.

Raja Gunung dan Kaisar Langit terkenal memiliki konflik luar biasa yang berlangsung masa demi masa. Ratusan dimensi lebih sudah hancur oleh perang mereka. Setiap kali bertarung, dua dari mereka selalu mundur dengan luka yang sangat parah.

Perang antar dua puncak Spirit Conductor adalah hal yang sangat mengerikan. Untuk meremehkan Spirit Conductor lainnya adalah hal tabu. Apalagi sosok puncak Spirit Conductor seperti Kaisar Langit.

“Kembalilah ke langit,” kata nelayan muda itu dengan nada santai. “Kalau kamu terus-menerus memasang muka seperti itu, perempuan itu akan ketakutan.”

“Kamu membawa perempuan itu kemari? Mencuri separuh karmanya dari jagad raya hanya untuk menemanimu di sini? Sebagai seorang Spirit Conductor, kamu melakukan hal seperti itu? Hatimu tenggelam dalam cinta, bagaimana bisa kamu menjadi Spirit Conductor sejati? Kamu sama sekali gak mengerti apa-apa.”

Mendengar kritikan Kaisar Langit, nelayan muda itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Nggak gitu. Kamulah yang gak mengerti apa-apa. Kamu pikir setelah membuang emosimu dan mengosongkan hatimu, kamu bisa melewati ujian terakhir Spirit Conductor?”

Mata Kaisar Langit menjadi dingin. Ia sudah diserang di titik terlemahnya.

“Biar kuperingatkan kamu. Jangan sekali lagi memunculkan mukamu di sini lagi. Kalau gak, kamu bakal menyesal,” kata nelayan itu, menjentikkan jemarinya, dan ratusan rantai ungu langsung menyeruak dari dalam air laut.

*BYYUUUURRR!*

*wuuushh* *wuuushh* *wuuushh* *wuuushh* *wuuushh*

Sontak saja dengan kecepatan melebihi kilat rantai itu menyerang kelima arwah naga ungu.

*WWAAARRRGHHH*

Lima naga itu meringis kesakitan. Tubuh mereka sudah dililit oleh rantai-rantai berwarna ungu yang nampak membawa esensi kabut ungu serta hukum ruang yang sangat dahsyat.

Ketika Kaisar Langit melihat ini, ia mencoba untuk melepaskan lilitan rantai tersebut. Tetapi wajahnya langsung tenggelam. Energi rantai ini, jauh lebih kuat daripada yang ia bayangkan.

Lilitan rantai-rantai di tubuh mereka semakin menguat. Kaisar Langit mengeluarkan banyak mantra untuk menangkalnya, tapi tak membuahkan hasil.

“Enyahlah!” sahut nelayan muda tersebut.

*BOOOOM!!!*

Kelima naga ungu tersebut hancur seketika karena tak mampu menahan tekanan rantai Penguasa Laut. Mereka dikalahkan begitu saja.

Wajah Kaisar Langit semakin memerah. Tapi ia tak berkata apa-apa lagi. Dengan lambaian tangannya, ia membuka lubang dimensi. Namun kali ini ukurannya kecil, tak seintimidasi seperti lubang dimensi sebelumnya.

Ia pun pergi tanpa menoleh ke belakang.

Di kejauhan, sosok pria bermata satu gemetar luar biasa.

“Apa yang terjadi? Kaisar Langit dan Penguasa Laut bertarung? Siapa yang menang?”

Sedang ia bertanya demikian entah kepada siapa, seorang nelayan muda di tempat lain dengan santainya memancing ikan di laut.

Gelagatnya sangat ringan sekali. Walau baru saja terjadi konflik yang memunculkan dendam antar dua Spirit Conductor terkuat, tak ada riak di air sama sekali di laut yang sepi ini.

“Sebenarnya, dari dunia mana Penguasa Laut berasal?” tanya sosok bermata satu tersebut ketika menyadari laut sangat tenang walaupun pasca Kaisar Langit menyerang. “Gak ada yang pernah melihat Penguasa Laut bertarung. Untuk bisa mengusir Kaisar Langit secepat ini...”

Ia menghentikan pikiran berjalan dalam benaknya. Raja Gunung, Penguasa Laut, dan Kaisar Langit, semua Spirit Conductor di jagad raya percaya bahwa puncak terkuat dikuasai oleh Kaisar langit.

Tapi itu karena Penguasa Laut tak pernah memperlihatkan taringnya. Sosok bermata satu itu bertanya dalam hati. Jika ketiga dari mereka bertarung mati-matian, siapa yang akan berdiri paling terakhir?

***

<<PREVIOUS CHAPTERNEXT CHAPTER>>