Spirit Conductor: Book 2, Chapter 32



Chapter 32 - Keluarga Elzier

Di kediaman suatu keluarga di Desa Badril.

Keluarga ini memiliki nama Elzier. Merupakan salah satu keluarga yang paling pertama mendiami desa ini, seperti Keluarga Yashura.

Keluarga Elzier bisa dibilang cukup besar. Tapi jika dibandingkan dengan Keluarga Malikh atau Keluarga Yashura, keluarga mereka masih kecil. Mereka hanya memiliki satu petarung Tier 2, seorang Ranger level 43, yang adalah salah satu Dewan Keluarga Elzier paling senior di situ.

Tapi pada generasi ini, mereka sangatlah percaya diri. Putra yang disebut-sebut akan menjadi kepala keluarga berikutnya adalah seorang Knight yang cukup berbakat. Sedang putri pertama kepala keluarga sudah sekolah di luar.

Sore ini, Keluarga Elzier sangat gembira. Putri Kepala keluarga Elzier baru saja pulang.

Ia adalah Ryntia Elzier. Calon Sect Master Purple Garden Sect di masa depan. Tapi anggota Keluarga Elzier, tak ada yang tahu menahu soal ini. Bahkan Ryntia sendiri, ketika dijadikan murid oleh Sect Master sewaktu berusia empat belas tahun, tak tahu masa depannya akan menanggung tanggung jawab seperti itu.

Tapi lambat laun ia mengerti keadaannya, dan juga keadaan keluarganya. Jika saja identitas sesungguhnya terbongkar, banyak orang yang akan segera membunuh keluarganya!

“Elzier adalah nama belakang leluhur kita,” kata Sect Master santai kepada dua muridnya yang masih muda. Mereka sedang beristirahat di sebuah pondok saat matahari hendak tenggelam, tak ada yang mengganggu mereka saat itu.

Ryntia Elzier mengangguk. Sedang Erin, murid Sect Master yang lain terkejut.

“Keluarga Elzier ini, adalah keturunan dari leluhur Purple Garden Sect?” seru Erin tak percaya.

“Bukannya kamu sudah tau dari awal kalau Ryntia itu adalah keturunan leluhur kita, Sect Master pertama Purple Garden Sect?”

“Tapi...” yang tak bisa diterima Erin adalah, sebuah keluarga kecil di tempat kumuh seperti ini adalah keluarga leluhur sektenya?

“Sudah biasa bangsawan sepertimu berpikiran sempit,” cibir Ryntia tak senang kalau Erin meragukan keluarganya.

“Hmph!” Erin hanya mendengus membalas cibiran Ryntia.

“Hentikan kalian berdua!” bentak Sect Master.

Dua wanita muda itu langsung diam.

Setelahnya, ada seorang pelayan yang mengajak mereka untuk makan malam. Saat di meja makan Kepala Keluarga Elzier bertanya banyak hal kepada Ryntia tentang sekolahnya di luar, yang wanita muda itu jawab dengan ambigu.

“Kepala Keluarga Elzier, gak usah khawatir. Di sekolah kami, Ryntia selalu menjadi juara satu,” kata Sect Master dengan senyum ramah.

Kepala Keluarga Elzier mengangguk-angguk. Ia tak tahu kalau wanita paruh baya ini ternyata adalah Sect Master salah satu fraksi terkuat di Benua Tiramikal. Yang ia tahu wanita ini adalah instruktur yang sepuluh tahun lalu sangat tertarik untuk menjadikan putrinya murid.

“Ayah, di mana adikku saat ini? Guruku ingin sekali bertemu dengannya,” kata Ryntia

Mendengar putranya disebut, Kepala Keluarga Elzier hanya tersenyum masam dan menggeleng-gelengkan kepala. “Entahlah, adikmu sekarang jadi anak bandel. Susah diaturnya. Haahhh.”

“Instruktur Yeela, apakah berminat untuk menjadikan putraku murid juga?” lanjut Kepala Keluarga Elzier bertanya.

Mendengar itu, Erin menahan tawanya di meja makan.

“Kepala Keluarga Elzier, sekolahku hanya untuk perempuan.”

“Oh.”

Setelah makan malam, Sect Master Yeela menyuruh Ryntia dan Erin untuk mandi. Sedang ia pergi ke sebuah gubuk yang ada di belakang kediaman Keluarga Erziel.

Ketika Sect Master melihat kondisi gubuk yang hampir tak layak untuk dihuni, ia menjadi sedih sekaligus marah. Tapi ia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, dan masuk ke gubuk tersebut.

Di situ ada seorang nenek tua yang tengah menulis.

“Bibi Niu Elang!” Sect Master membungkukkan badannya ketika melihat nenek tua ini.

“Yeela, kamu datang,” nenek itu tersenyum. Walau ia sudah sangat tua sekali, dan rambutnya sudah lama memutih, keriputnya masih tipis sehingga seseorang bisa melihat bahwa nenek tersebut dulunya adalah wanita yang sangat cantik.

“Bibi sudah lama sekali berada di sini. Purple Garden Sect merindukan bimbingan Bibi lagi,” kata Yeela tersenyum.

“Aku berharap Purple Garden Sect yang terbaik. Tapi sekarang di sinilah tempatku. Aku bertugas melindungi Keluarga Elzier menggantikan guruku, dan juga guru beliau yang sebelumnya.”

Sect Master Yeela mengangguk mengerti. Nenek tua yang ada di depannya adalah salah seorang Sepuh di sektenya, memiliki jabatan eselon yang tinggi. Pada dasarnya, posisi Sect Master lebih tinggi daripada posisi nenek ini. Tapi Sect Master tetap sopan di depan nenek ini, karena selama ini, ia sudah menganggap Bibi Niu Elang sebagai gurunya sendiri.

*Swiish*

Pada saat ini, sebuah sosok wanita berpakaian serba hitam muncul dan setengah berlutut menaruh hormat kepada dua wanita di gubuk itu.

“Sect Master! Bibi Niu Elang!” sapa sosok hitam itu hormat.

“Shadow, lama gak berjumpa,” kata Sect Master.

“Shadow memberi hormat kepada Sect Master.”

“Jangan terlalu sopan. Memang saat ini aku sudah menjadi Sect Master. Tapi bagaimana pun juga, kamu adalah adik seperguruanku.”

“Shadow mengerti,” respons wanita hitam ini sangat kaku. Tapi Sect Master Yeela sudah terbiasa dengannya.

“Bagaimana persiapannya?” tanya Bibi Niu Elang.

“Lapor kepada Bibi Niu Elang. Rune-rune yang dibutuhkan sudah siap. Ritual kebangkitan sudah bisa dilaksanakan.”

“Oh, kebetulan sekali. Aku baru saja datang,” kata Sect Master sambil tersenyum senang.

“Terus, bagaimana dengan situasi anak muda itu?” tanya Bibi Niu Elang kepada Shadow.

“Tuan Muda Elzier akan segera pulang. Siang tadi, ia terlibat perkelahian dengan antar pemuda lain. Tapi kondisi fisiknya tak terlalu mengkhawatirkan.”

“Bagaimana dengan kondisi mentalnya. Apa ia baik-baik saja?”

“Lapor kepada Bibi Niu Elang. Shadow memperhatikan kondisi mental tetap stabil. Tak akan terjadi masalah terhadap ritualnya.”

Bibi Niu Elang terdiam, ia melihat ke arah Sect Master.

“Yeela, bagaimana menurutmu? Apakah kita segera melakukan ritualnya?”

“Hari ini bagus. Besok juga gak mengapa. Asal kita bisa menyembunyikan cahaya dari ritualnya dan gak menarik perhatian, gak akan ada masalah.”

“Bagus! Malam ini juga kita akan lakukan ritualnya. Shadow, panggil semua saudari-saudarimu! Kita akan menjaga ketat Kelarga Elzier sekarang!”

“Baik, Bibi Niu Elang! Shadow akan segera laksanakan!”

*Swiissh!*

Sosok wanita hitam itu menghilang lagi secepat ia datang.

Seorang pemuda saat ini muncul di gerbang Keluarga Elzier. Langsung saja ia ditarik oleh pelayan untuk menemui ayahnya.

“Ayah, kudenger Kak Ryntia sudah pulang?” tanya pemuda itu.

“Kamu anak sialan! Lihat mukamu sudah bonyok semua! Habis berkelahi?”

“Ini bukan masalah besar. Hehe. Apa ayah sudah dengar? Pangeran banci datang ke desa kita. Temanku kena culik. Balik-baliknya, dia jadi lemes dan kulitnya jadi putih semua. Selain itu, dia juga gak ingat apa-apa setelah dibawa pangeran banci masuk ke kereta kudanya,” mendengar ucapannya sendiri, pemuda itu langsung merasakan bulu kuduknya merinding semua.

“Kamu lebih baik kabur kalau melihat Pangeran Edicha. Keluarga kita sangat kecil dan gak bakal bisa meminta keadilan bila terjadi apa-apa padamu.”

“Aku tau, aku tau. Siapa juga yang gak kabur melihat syaiton seperti itu?”

Kepala Keluarga Elzier langsung menyuruh putranya membereskan diri.

“Jangan kecewakan ayahmu! Instruktur Yeela ingin menemuimu, pasti ada niat untuk merekrutmu.”

“Bukannya sekolah Kak Ryntia khusus cewek?”

“Jangan bodoh! Siapa tau dia mau rekomendasikan kamu ke sekolah lain?”

Di sebuah ruangan, dua wanita muda tengah menyisir rambut mereka yang basah. Salah satu dari mereka, Erin, membawa banyak sekali perias wajah.

“Kak Ryntia. Kamu sudah janji, kan, memperkenalkanku dengan adikmu?”

“Tentu saja. Tapi apa kamu gak berubah pikiran ketika melihat kondisi keluargaku yang sebenarnya?”

“Yang paling penting di masa depan, Kak Ryntia akan menjadi Sect Master. Itu saja sudah membuat keluargaku diuntungkan dengan menikah dengan adikmu.”

“Kalau begitu jangan berdandan terlalu berlebihan. Laki-laki gak suka perempuan menor seperti kamu!”

“Hmph! Aku tau apa yang harus kulakukan!”

Beberapa puluh menit kemudian, dua wanita muda keluar dari ruangan itu. Mereka mengenakan pakaian mahal dan dandanan yang istimewa.

“Kak Ryntia. Sudah pulang, haha, mana oleh-olehnya!” sahut adiknya.

“Hmph! Kamu anak bandel! Cepat kemari, biar kuperkenalkan dengan seorang gadis!”

Pemuda itu melihat ke arah wanita muda yang ada di sebelah kakaknya. Matanya langsung berkilat-kilat sambil membuat senyum di wajahnya.

“Tuan Muda Elzier,” sapa Erin dengan senyum manis.

“Kak Ryntia, siapa nama mbak yang cakep ini?”

“Namanya Erin Chyltabel. Dia anak bangsawan, jadi jangan banyak tingkah di depannya.”

“Panggil saja aku Erin,” kata wanita muda itu sambil memberi salam khas gadis bangsawan.

“Erin, ini adikku, Bonithon Elzier.”

“Salam kenal Mbak Erin. Namaku Bonithon. Tapi panggil saja aku dengan nama panggilanku, Bony,” kata pemuda itu sambil membungkukkan badannya.

***

<<PREVIOUS CHAPTERNEXT CHAPTER>>