Spirit Conductor: Book 2, Chapter 49



Chapter 49 - Melawan Seorang Tracker

Tubuh bulat Momon bergelinding mengikuti penculik yang membawa Lyla. Bulunya yang ungu halus sudah kotor oleh lumpur dan tanah lembap.

Tuing, tuing.

Bola berbulu itu melompat dari satu sudut ke sudut yang lain. Namun makhluk kabut ungu itu bergerak dengan sunyi. Interaksinya dengan lingkungan, melompat-lompat dan bergelinding, hampir tak menimbulkan suara sama sekali.

Itulah mengapa, penculik yang membawa Lyla sama sekali tak menyadari kehadirannya semenjak tadi.

Padahal penculik itu adalah seorang Tracker. Kelas Tracker memiliki kemampuan khusus untuk mengintai dan mendeteksi lawan yang tersembunyi. Seharusnya, jika ada orang yang mengejar seorang Tracker, ia akan ketahuan dalam hitungan detik.

Namun beruntung Shira tadi menjaga jarak saat mengejar dan mengandalkan Momon untuk mengikuti mereka dari dekat.

Setelahnya, beruntung lagi Shira memilih untuk membereskan penculik yang membawa Bhela. Akan merepotkan menggerakkan proyeksi kabut ungunya jika ia sendiri ketahuan terlebih dahulu.

Tentu saja hanya keberuntungan semata. Shira tak tahu kelas dua penculik ini. Tapi tetap saja, untuk menyelamatkan Lyla, Shira harus berhadapan dengan Tracker ini.

Tracker itu, semenjak berpisah dari kawannya, menjadi lebih waspada terhadap pengejar yang bersembunyi.

Setiap beberapa menit, Tracker itu menggunakan skill ‘Detect’. Prinsipnya seperti radar. Jika dalam jarak tertentu terdapat makhluk hidup, entah manusia, hewan, atau monster, si Tracker akan mendapatkan sinyal sebagai reaksi.

Jarak skill ‘Detect’ seharusnya cukup untuk menemukan orang yang mengikutinya dari belakang. Tapi semenjak tadi ia tak mendapatkan reaksi yang mencurigakan, jadi ia tenang-tenang saja membawa Lyla di pundaknya.

Ia tak tahu, bahkan Shira pun tak tahu, skill ‘Detect’ sama sekali tak mempan pada Momon. Bahkan hewan pelacak paling terlatih dan paling tersembunyi pun tak mampu seperti ini.

Saat ini tak ada yang menyadari kalau Momon adalah makhluk, alat pelacak dan pengintai yang paling mengerikan di benua—bahkan di dunia ini!

Shira menciptakan Momon dari teman imajinasinya sewaktu kecil. Ia tumbuh tanpa bimbingan ibu dan ayahnya yang jarang sekali pulang untuk menemaninya. Jika tak ada Mila, barangkali ia tak pernah memiliki teman bermain.

Saat kesepian, Shira kecil selalu membayangkan Momon, hanya untuk bermain sembunyi-sembunyian dengan teman khayalannya tersebut.

Karena itu, secara tak sadar, saat Shira membuat Momon dari kabut ungu, ia menciptakan makhluk khusus untuk bersembunyi.

Spirit Conductor, dengan kabut ungunya, jika membayangkan singa, akan membuat makhluk kabut ungu buas, angkuh, dan berwibawa. Jika ia membayangkan elang, akan menciptakan pemburu berdarah dingin. Jika menciptakan naga, akan menciptakan hewan legenda.

Jika membayangkan Momon, akan menciptakan pengintai tersembunyi.

Sayangnya, Shira yang tak menyadari semua hal ini, pun membuat kesalahan.

Shira terburu-buru karena takut penculik itu menemukan jalan kembali ke desa. Karena itu ia tak mengikuti di belakang Momon seperti tadi. Ditambah lagi setelah Tracker itu lebih waspada, ketika Shira mendekat, ia langsung terkena skill ‘Detect”-nya.

Tracker itu berpengalaman. Satu hal yang ia pelajari saat dikejar di masa lalu adalah pura-pura tak menyadari jika ada yang mengikuti dari belakang. Hal itu akan membuat si penguntit melonggarkan waspadanya, memberikan ruang si Tracker untuk menyusun rencana balasan atau mencari celah untuk melepaskan diri dari kejaran penguntit.

Saat siluetnya melewati sebuah pohon besar, sontak ia mengentakkan lari kakinya dan mengubah arah.

Aksinya barusan adalah gerakan dasar untuk mengecoh penguntitnya. Jika seharusnya ia berlari ke arah kiri, saat tubuhnya tersembunyi dari jarak pandang penguntit, sontak ia akan melompat ke arah kanan.

Ia yakin akan sempat melepaskan diri dari kejarannya untuk sesaat, membuat kecohan lain dan menyamarkan jejaknya, setelah itu ia akan menghilang dalam gelap malam.

Tapi tak seperti yang ia rencanakan, beberapa menit kemudian, si pengutit tetap mengejar di belakangnya!

“Mustahil!” serunya dalam hati. “Apa orang itu melepaskan hewan pengintai?”

Kecurigaannya tak terbukti. Ia menggunakan ‘Detect’ lagi namun tak mendapati keberadaan mencurigakan selain pengejarnya. Lalu mengapa ia gagal melepaskan diri?

Barangkali perasaannya saja. Ia mencoba mengecoh lagi, tapi si penguntit tetap mengejar di belakang.

“Apa pengejarku melepaskan hewan pengintai Tier 2?” dalam hati si Tracker panik. Jika demikian terjadi seperti yang ia pikir, maka ia tak akan bisa mendeteksi hewan pengintai tersebut kecuali jika ia sendiri juga adalah Tier 2 Tracker.

Tapi ia hanyalah Tracker berlevel 22. Semenjak kecil yatim piatu, tumbuh menjadi anggota geng tanpa keluarga besar yang melindunginya... bagaimana mungkin ia bisa berhadapan dengan petarung Tier 2?

Terlebih lagi, Tracker bukanlah kelas petarung yang ahli dalam pertarungan frontal.

Maka si Tracker itu, karena tahu tak bisa melepaskan diri dari kejaran si penguntit, memutuskan untuk berhadapan dengannya.

“Paling-paling kalau situasinya buruk aku bakal menyerah dan memohon ampun untuk menyelamatkan hidupku,” kata si Tracker dalam hati.

Lawannya hanya satu orang, Tracker itu berniat bertaruh!

Ia memelankan langkah kakinya. Kemudian berhenti saat berdiri di tanah kering, menurunkan Lyla duduk di situ.

“Jangan berisik,” kata si penculik pada gadis kecil yang terikat serta mulut yang tersumpal itu.

Ia kemudian mengeluarkan sebilah pisau lempar dari sarung yang menggantung di sabuknya.

“Detect!”

Tracker itu merasakan penguntitnya pun juga diam di tempat. Sekitar tiga puluh meter dari tempatnya berlari.

Ia menelan ludahnya, membulatkan tekad, dan berjalan ke arah penguntitnya.

Lyla hanya bisa melihat gelap karena matanya tertutup kain hitam. Ia sudah diam tak mengeluarkan suara lagi tapi hatinya panik tak keruan. Kain hitam yang menutup matanya, basah karena air mata.

Ia takut pada orang jahat yang menculiknya. Ia juga takut karena berpisah dengan Bhela.

Dan ketika ada sesuatu yang menyenggol lembut tubuhnya, sontak saja Lyla terkejut. Jantungnya hampir melompat. Ia mengeluarkan pekik lembut yang tertahan di kerongkongan.

Tuing.

Benda yang menyenggolnya melompat dan mendarat di pundaknya. Di leher dan pipinya, Lyla merasakan lembut bulu yang tak asing sudah menemaninya sepanjang hari ini.

Bercampur dengan aroma tanah Lyla dapat merasakan bau khas maskulin yang selalu melekat di Momon. Ketika ia samar-samar menghirup aroma itu, Lyla merasakan kehangatan yang menenangkan dadanya yang sesak oleh rasa takut.

“Momon...” pikirnya dalam hati. “Jangan tinggalkan aku.”

Lyla menangis terisak-isak lagi. Momon pun semakin lekat mengelus-eluskan tubuhnya di pipi Lyla, seakan ingin mengucapkan kata-kata yang bisa menenangkan gelisah gadis itu.

***

Shira memanjat pohon saat penculik itu menurunkan Lyla, supaya ia bisa melihat jelas dari atas. Kulit pohon itu lembap dan licin, tapi ia sudah terbiasa memanjat pohon saat bermain-main di bukit dekat kediaman Yashura.

Tak lama kemudian, ia samar-samar melihat wajah waspada penculik itu yang berbalik dan berjalan pelan ke arahnya.

“Master sudah ketahuan,” kata Kabut Ungu.

“Kok bisa?”

“Barangkali dia punya item pendeteksi, atau seorang Tracker?” kata Kabut Ungu menduga-duga.

“Pasti Tracker,” kata Shira tersenyum masam menyadari siapa lawannya. Tapi dalam hati ia merasa sedikit beruntung kalau baru ketahuan setelah membereskan masalah Bhela.

“Apa rencana Master selanjutnya? Mana Master belum cukup pulih untuk membuat banyak proyeksi.”

“Apa ada cara untuk melenyapkanku dari deteksi Tracker itu?”

Shira memeriksa mystic bag yang ia pinjam dari Mila. Dalam mystic bag itu, beberapa koin perak, potion health dan mana. Juga ada beberapa ramuan jahe dan gingseng untuk memulihkan lagi stamina dan menghangatkan tubuh.

Sisanya, daging hasil buruan Shira yang beberapa hari lalu ia dapatkan dari gunung. Shira lupa mengeluarkan dan mengawetkannya karena dalam ingatannya daging itu ia dapatkan puluhan tahun yang lalu.

Beberapa pil yang meningkatkan sedikit atribut strength dan agility, tak banyak membantu saat ini karena jeda bereaksinya dalam tubuh cukup lama. Shira tak memiliki item magic yang bisa digunakan untuk meredakan efek reaksi skill ‘Detect’ yang dimiliki Tracker.

“Sepertinya aku harus melawan Tracker ini,” kata Shira dalam hati.

***

<<PREVIOUS CHAPTERNEXT CHAPTER>>