Spirit Conductor: Book 2, Chapter 51



Chapter 51 - Bertarung!

Ketika si Tracker hampir mencapai area strategis yang ia tuju, tiba-tiba saja perasaannya menjadi tak tenang.

Samar ia mendengar suara desisan aneh, yang dilanjutkan oleh gesek dedaunan dari depannya. Ia tak bisa melihat apa-apa, kecuali rimbunan semak belukar.

Tapi ia tetap berlari ke situ.

Lantas saja sontak keluar sebuah sosok besar dari balik semak belukar itu. Si Tracker terkejut, sejak kapan musuhnya ada di situ? Ia melihat sosok itu merupakan seorang pria bertubuh gempal yang membawa heavy hammer raksasa, menyergapnya dalam jebakan dan sudah mengambil ancang-ancang untuk mengayunkan heavy hammer raksasanya dan ingin menghancurkan kepala si Tracker.

Berserker? Sialan!

Sontak saja si Tracker merasakan sensasi bahaya yang sangat genting. Ia melompat ke samping, karena heavy hammer musuhnya yang terlalu berat, ia berhasil mengelak dari ayunan yang mematikan itu.

*BOOM!!!*

Si Tracker merasakan tanah bergetar karena momentum heavy hammer itu yang terlalu dahsyat menghantam tanah. Hatinya juga ikut gemetaran, tapi cepat ia meneguhkan diri lagi.

Dengan gerakan cepat dan sederhana, Tracker itu melontarkan pisau lemparnya.

Throwing dagger yang dilemparnya pun menancap dalam di dada kanan atas sosok berbadan gempal itu.

Pisau yang tenggelam dalam dagingnya tak dihiraukan oleh Berserker itu, seperti ia tak merasakan apa-apa. Pria bertubuh gempal itu mengangkat lagi heavy hammer raksasanya di udara, bersiap mengayunkan serangan mematikan lainnya.

Dengan badan gempal dan heavy hammer sebesar itu, sosok Berserker di depannya sangatlah mengerikan. Memberi teror di hati si Tracker. Jadi ketika Berserker itu bersiap mengayunkan serangan berikutnya, ia tak berani mengambil ke sempatan untuk menyerang.

Tracker itu mundur dengan mengambil gerakan zig-zag. Berserker terkenal dengan skill ‘Charge’-nya yang memberikan dorongan kecepatan untuk berlari menerjang ke depan, jadi semua orang tahu jika kabur dari Berserker mengambil jalan lurus sama saja mencari mati.

Shira menyimak jalannya pertarungan si Tracker dengan proyeksi yang ia buat. Gelagatnya tenang menyaksikan dari atas pohon.

Tapi ia butuh Berserker itu membuat takut mengakar di hati Tracker lebih dalam lagi. Jika lawannya bisa berpikir jernih kesempatannya menang akan sangat kecil. Jadi Shira mengirimkan sinyal mana lewat saluran ‘Mental Link’-nya ke proyeksi kabut ungu itu.

“AAAAARRGGHHH!!!” Berserker itu berteriak geram, tubuhnya yang besar mengejar seperti badai. Ternyata rupanya lebih garang daripada yang Shira bayangkan.

Hati si Tracker bergetar mendengar raungan proyeksi Berserker yang dibuat Shira. Walau faktanya Berserker itu hanya sebatas proyeksi, tetapi kesan yang ditangkap lima panca indra sangatlah nyata.

Karena panik, gerakan Tracker semakin kencang berlari dari lawannya. Gerakan dan arah larinya semakin tak teratur.

Shira tersenyum dalam hati. Jika begini terus, ia akan segera menyelesaikan pertarungan—tentu saja itu bila efek ‘Deadly Strike’ seperti yang ia harapkan.

Saat Tracker itu hampir mendekati pohon di mana Shira berada, barulah Shira bersiap dengan pedang di tangan kanannya.

Kemudian langkah Shira berikutnya adalah melonggarkan tekanan yang dirasakan Tracker. Supaya kewaspadaan pun juga ikut melonggar.

Jadi Shira memberikan perintah lewat ‘Mental Link’ kepada proyeksi Berserkernya untuk menganyunkan heavy hammer-nya.

*BOOOMM!!!*

Ayunan itu begitu dahsyat hingga menggetarkan tanah lagi. Tapi serangannya mendarat tak begitu akurat jadi hampir mustahil untuk menghantam tubuh Tracker yang gesit.

Namun tetap saja serangan barusan menggemparkan benak si Tracker. Dalam hatinya ia berpikir, kalau terkena serangan itu berakhir sudah.

Apalagi jika Berserker itu menggunakan skill ‘Charge’. Momentum serangannya akan menjadi berkali-kali lipat lebih mengerikan. Jika itu terjadi, walau serangannya tak mengenai Tracker, barangkali semangat bertarungnya langsung hancur lebur dalam sekejap.

Tapi si Berserker lawannya sudah mengayunkan serangannya. Senjata berat seperti heavy hammer memang memiliki momentum dan damage yang sangat besar, tetapi karena terlalu berat tentu saja jeda di setiap serangannya lebih lama ketimbang senjata lain.

Tracker itu memanfaatkan kekurangan tersebut untuk menyerang.

*Swish!* *Swush!*

Dua throwing dagger melesat hampir bersamaan. Teknik bertarung Tracker itu ternyata cukup lumayan. Jika itu adalah orang yang jarang bertarung, kegesitan pisau lempar yang sunyi dan tak terlihat tak akan bisa mengeluarkan kesan taring tajam seperti yang dilakukan Tracker tersebut saat ini.

*Tuk!* *Tuk!*

Tepat pada pisau pertama yang menancap diperutnya, Berserker itu langsung berhenti bergerak. Dan ketika ia terkena pisau ke dua, *poof!*, tubuhnya langsung berubah menjadi kabut ungu dan lenyap sekejap.

Tracker itu terkejut. Apa yang terjadi? Cepat ia menyadari, Berserker yang ia lawan barusan bukanlah manusia!

Bulu kuduknya sekejap merinding. Instingnya merasakan bahaya dari arah belakang. Secara refleks ia menoleh, tak mendapati apa-apa di situ.

Entah karena angin atau karena apa, sesuatu mengatakan kepadanya untuk mendongakkan kepala.

Ia melihat siluet pemuda melompat ke arahnya dari atas pohon. Pemuda itu, nampak berusia lima belas tahun, tetapi sorotan matanya dingin dan mantap menyergap si Tracker dengan menyondongkan pedang pendek menghadap ke bawah.

Si Tracker tak berpikir panjang untuk menghindari serangan pemuda itu sekuat tenaga.

Dan ia pun terlepas dari serangan Shira itu. Mereka dua tahu jika serangan itu mengenai si Tracker, Critical Strike sudah pasti dilancarkan.

“Akh!” tapi ternyata yang mengerang kesakitan malah Shira sendiri. Karena terlalu fokus menyergap, serta pula karena kekurangan pengalaman, ia tak menekukkan lututnya saat mendarat dan malah mencederakan dirinya sendiri.

*Swish!*

Selanjut mengelak, Tracker itu sempat melemparkan throwing dagger-nya sebagai bagian dari refleksnya.

Karena serangan tersebut adalah serangan dadakan, akurasinya berkurang drastis. Terlebih lagi, Shira memiliki skill pasif ‘Water Flowing Style’ yang meningkatkan kemampuan mengelaknya.

Pisau yang dilempar Tracker itu pun melesat melewati samping tubuh Shira, melayang menuju kegelapan malam.

Setelah itu mereka berdua mundur mengambil jarak. Shira kehilangan kesempatan pertamanya, ia tak ingin berbuat ceroboh. Sedang Tracker itu menyimak dekat sosok Shira.

Pemuda ini berwajah kekanak-kanakan, setidaknya begitu kesan si Tracker. Bagaimana pun juga, Tracker melihat pemuda ini masih merupakan seorang Novice, belum mendapatkan kelas apa pun. Seharusnya, lawan seperti ini, adalah perkara mudah bagi si Tracker.

Tetapi penculik itu tak ingin lengah. Entah mengapa ia merasakan aura berbahaya menyeruak dari sosok Shira.

Namun jika dipikir-pikir lebih jauh, kewaspadaan Tracker yang berlebihan terhadap Novice seperti Shira adalah karena syoknya melawan Berserker tadi. Walau kini ia tahu Berserker tadi bukanlah manusia, tetap saja efeknya masih terasa menggetarkan rasa percaya dirinya.

Dan bila kewaspadaan Tracker itu naik lagi, kesempatan Shira melancarkan serangan Critical Strike akan berkurang. Terlebih lagi Deadly Strike-nya. Tapi jika dilihat dari sisi baiknya, sekarang si Tracker tak ingin meremehkan Shira. Hal itu mengecilkan kemungkinan si Tracker menyerang dengan sekuat tenaga sambil menghiraukan pertahanannya, yang bila mana itu terjadi pasti akan membuat Shira terbunuh.

Dengan kata lain, Shira sekarang tak bisa menyerang fatal, tetapi di saat yang bersamaan ia mendapatkan pertahanan psikologis yang menguntungkannya pada situasi ini.

“Siapa kamu?” tanya si Tracker. “Aku gak pernah melihat pemuda Malikh sepertimu.”

Shira tak menjawab. Ia tetap memberikan sorotan mata dingin kepada penculik itu, berusaha mengintimidasi.

Tracker itu mendengus, mengambil tiga throwing dagger dari kantung yang ada di sabuknya, dan melemparkannya ke arah Shira.

*Swiish!* *Swush!* *Swiiish!*

Dengan gerakan kecil dan sederhana Shira menghindar. Terlihat dari luar, tiga pisau itu hampir mengenai Shira. Tetapi ‘Water Flowing Style’ level 3 tak akan mengecewakannya saat ini.

Shira merasakan lututnya yang cidera membatasi gerakannya. Pada saat itu, di benaknya, Kabut Ungu memberikan pemuda itu peringatan tentang debuff yang baru ia dapatkan:

Light Injury [DEBUFF]
“Lutut kanan cidera, gerakan kaki menjadi kaku dan kacau. Mengurangi movement speed sebesar 15% dan dodge rating sekitar 30%.”

Shira mengerutkan dahinya. Tak masalah jika ia kehilangan sebagian movement speed-nya. Sekarang ia tak dalam situasi kejar-kejaran. Tetapi kehilangan dodge rating sebesar 30%, jika Shira tak memiliki ‘Water Flowing Style’, ia akan kesulitan menghindari throwing dagger musuhnya. Saat itu kematian Shira pun sudah terlihat di benaknya.

“Master, cooldown ‘Conjure Image’ sudah selesai dari tadi. Proyeksi berikutnya siap untuk bertarung,” kata Kabut Ungu mengumumkan di kepala Shira.

“Dua proyeksi sekaligus, bisa?” balas Shira cepat-cepat.

“Gak masalah!” seru Kabut Ungu. Sontak saja setelah itu Shira menerjang maju, dengan genggaman erat pedang yang mantap, mulai agresif menyerang Tracker itu!

Si Tracker mendengus. “Kamu ingin main-main, nak? Silahkan!” sahut si Tracker dalam hati, mengeluarkan dagger untuk pertarungan dekat, dan juga menerjang maju untuk menyambut Shira.

Tanpa trik, tanpa strategi. Mereka akan bertarung jarak dekat yang di mana pemenanangnya adalah ia yang lebih kuat!

Tapi tak seperti yang Tracker itu bayangkan, Shira tak mengajaknya untuk berduel.

Dua sosok Swordsman pun tiba-tiba muncul begitu saja dari udara kosong, menggempur Tracker itu dari tiga arah berbeda!

***

<<PREVIOUS CHAPTERNEXT CHAPTER>>