Spirit Conductor: Book 1, Chapter 7



Chapter 7 - Mama Ross

“Mengapa, tak bunuh Shira Yashura saja langsung?”

Mendengar itu ketiga orang lain terdiam. Sepuh Malikh juga berpikir demikian. Lebih baik jatuh seorang pemuda bertalenta sampah seperti Shira ketimbang Kepala Keluarganya yang dikorbankan.

Walaupun Ayah Bhela sangat keras kepala tentang pertunangan ini dan bertentangan dengan niat kebanyakan dewan dan sepuh keluarga, namun tak ada yang ingin melihatnya dibunuh. Bagaimana pun juga, ia adalah Kepala Keluarga Malikh. Seorang pria dengan kharisma dan hati yang baik, serta pemikiran yang menerawang jauh ke depan, banyak anggota maupun dewan yang puas dengan pribadinya yang kompeten.

Tapi Tuan Besar Blackwood berpendapat berbeda.

Bhela Malikh dan Shira Yashura ditunangkan semenjak kecil. Itulah masalahnya Keluarga Blackwood. Siapa Bhela Malikh? Ia adalah gadis bertalenta jenius dan kelas uniknya akan memastikan ia mendapat prestasi dan menjadi figur besar di masa depan. Siapa Shira Yashura? Ia hanyalah pemuda yang sama sekali tak memiliki talenta sebagai petarung.

Tapi sebagaimana pun sampahnya Shira Yashura, ia masih tunangan Bhela. Sekarang Bhela sedang menjadi sorotan benua ini. Otomatis, Shira Yashura pun menjadi sorotan juga.

Dan jika tiba-tiba saja Shira Yashura dibunuh, semua orang akan tahu pelakunya adalah keluarga yang akan mendapatkan Bhela Malikh.

“Frane... kita bukanlah bandit,” saat ini Nyonya Blackwood yang berkata kepada Frane. “Keluarga kita sekarang masih memiliki hubungan dengan keluarga kerajaan. Jika saja tingkah kita membuat malu keluarga kerajaan, maka saat itu juga keluarga lain akan memangsa kita habis-habisan. Walaupun Bhela menikah denganmu, saat ini dia hanyalah seorang gadis petarung biasa. Keluarga Blackwood hanya akan menjadi Yashura yang kedua saat itu juga. Kamu mengerti?”

Frane masih terlalu muda. Ia hanya mengerti situasi politik keluarga hanya pada permukaannya saja. Tapi di balik layar, banyak keluarga lain yang menunggu Blackwood membuat kesalahan. Walau Frane saat ini diberikan wewenang untuk mengurusi urusan keluarga, tapi orang tuanya menilai Frane masih terlalu naif untuk berhadapan dengan musuh asli Keluarga Blackwood.

***

Awalnya, Merly Yurin adalah gadis biasa di Keluarga Yurin. Namun suatu hari ia mendapatkan dirinya memiliki bakat untuk melihat dan berinteraksi dengan arwah.

Mendengar kabar seorang gadis diberkahi kemampuan yang langka, Kepala Keluarga Yurin gembira bukan main. Ia memberikan Merly banyak item magic dan beberapa artifact level menengah untuk melindungi dirinya nanti.

Kemudian, secara pribadi, ia mengajak gadis itu untuk memberikan penghormatan dan sesaji kepada arwah yang sudah lebih dari sepuluh ribu tahun mendiami tempat keramat di dekat kediaman Yurin.

Setelah itu kejadian yang sangat mengejutkan terjadi. Arwah mereka temui, ketika melihat paras mungil dan cantik Merly, tertarik dengan tubuhnya. Arwah itu adalah seorang wanita bergaun putih yang tengah berada di puncak kecantikannya.

Setelah ia mati, arwahnya berhasil selamat dan lebih dari sepuluh ribu tahun ia menunggu tubuh yang sempurna untuk ia rasuki. Dan ia menemukan Merly Yurin, merasa kecantikan gadis itu tak kalah darinya sewaktu muda dulu, ia pun membulatkan tekadnya.

Kemudian ia mengatakan kepada Keluarga Yurin, jika keluarga itu bisa menyediakan ramuan yang bisa menghentikan penuaan, maka ia akan bersedia membuat kontrak dengan Merly Yurin. Ia akan menjadikan Merly sebagai pelayannya yang menghubungkannya dengan dunia luar dan meminjamkannya kekuatan selama enam puluh tahun. Setelah enam puluh tahun berlalu, maka tubuh Merly akan menjadi miliknya.

Keluarga Yurin sudah lama tahu arwah itu dulunya adalah seorang yang sangat kuat. Terutama melihat dari usianya yang lebih dari sepuluh ribu tahun, tawaran kontrak itu sangat menggiurkan. Hal itu membuat para petinggi di Keluarga Yurin terkejut dan gembira bukan kepalang. Mereka langsung mengerahkan hampir semua harta mereka dan menggunakan semua koneksi yang mereka punya untuk memburu ramuan yang arwah itu minta.

Dan di sisi lain, Merly tak keberatan jika tubuhnya akan dirasuki nantinya. Dibandingkan kekuatan yang akan dipinjamkan oleh arwah itu, enam puluh tahun bukanlah kesepakatan yang buruk. Ia juga tahu para ahli di Blue Robe Acolyte Society yang telah mengukir namanya sebagai ahli selalu membuat kontrak seperti ini dengan arwah yang mereka layani.

Karena semakin kuat dan semakin lama arwah hidup, semakin mereka merendahkan makhluk hidup. Untuk mendapatkan kontrak dengan arwah kuat yang sudah hidup lebih dari lima ribu tahun konon katanya sangat mustahil, kecuali arwah itu tertarik untuk merasuki tubuh pelayannya dan kembali hidup menjadi manusia biasa.

Merly adalah salah satunya yang merasa beruntung mendapatkan kesempatan ini. Lalu kemudian Keluarga Yurin mendapati setelah Merly membuat kontrak, sejarah arwah itu tidaklah sederhana. Ia adalah salah satu figur yang menopang kekuatan di benua ini setelah baru berganti nama menjadi Tiramikal tiga belas ribu tahun yang lalu.

Tak sabar untuk melihat kekuatan aslinya, Keluarga Yurin melakukan latihan bertarung dengan arwah itu.

Petarung dengan level 20 bukanlah lawannya. Dengan satu kali ayunan sihir dua atau tiga petarung dengan level itu langsung terpental dan tak sadarkan diri. Setelah melawan petarung dengan level 38, arwah itu bisa menang walau harus melewati pertarungan sengit.

Hal ini membuat Keluarga Yurin terkejut. Bahkan salah satu mantan ahli dari Blue Robe Acolyte Society yang hadir untuk melihat-lihat, juga terkejut.

Aman untuk diasumsikan, rata-rata kekuatan arwah akan berkurang tiga perempatnya setelah kehilangan tubuh lamanya. Jadi, jika arwah itu memiliki kekuatan setara level 10 ketika baru membuat kontrak, maka kemampuan aslinya sebelum ia mati adalah sekitar di level 40. Jika setara level 20, maka kekuatan aslinya adalah level 80.

Tapi jika arwah itu bisa menang dari level 38, bisa dibilang kekuatan aslinya kira-kira di level 150an!

Petarung dan ahli dengan level 100 sudah bisa dibilang puncak dari kekuatan di benua ini. Di benua lain, level 120 sudah sangat diagung-agungkan namanya.

Jika muncul petarung dengan kekuatan di level 150, maka ia sudah berada di puncak kekuatan dunia!

Oleh karena itu, keberadaan Merly Yurin dan arwahnya adalah berita yang sangat mengejutkan. Dalam sejarah berdirinya Blue Robe Acolyte Society ke belakang, hanya beberapa ahli yang beruntung membuat kontrak dengan arwah sekuat itu.

Salah satunya adalah pendiri Blue Robe Acolyte Society dulu. Ia adalah orang yang selamat dari sebuah kult yang dihancurkan oleh gabungan kekuatan fraksi lain. Setelah berhasil membuat kontrak dengan arwahnya, ia berhasil membalas dendam dan membangun kembali puing-puing kult-nya dan kemudian berakhir menjadi perkumpulan yang ia bangun.

Bisa dibilang sekarang, Merly Yurin memiliki potensi untuk menyamai pendiri Blue Robe Acolyte Society. Kali ini Keluarga Yurin sangat beruntung mendapatkan harta karun di depan beranda rumah mereka. Tak ingin kehilangan kesempatan, mantan ahli dari Blue Robe Acolyte Society tersebut langsung menjadikan Merly sebagai murid pribadinya yang kedua.

Mantan ahli itu adalah Instruktur Baront Staterwind. Dengan pengalamannya, ia berharap bisa mengajarkan dan membuat Merly memulihkan separuh dari kekuatan arwahnya sebelum ia melepaskan gadis itu ke Blue Robe Acolyte Society.

Dan mimpinya adalah melihat Merly memulihkan 70%-80% kekuatan arwah itu sebelum ia meninggal. Memiliki murid dengan kekuatan mendewa seperti itu akan membuat hidupnya menjadi sempurna.

Semenjak itu, Merly Yurin selalu diperlakukan sangat baik oleh keluarganya dan juga gurunya.

Perubahan takdir untuk seorang gadis biasa menjadi tuan putri ini, membuatnya menjadi semakin dan semakin manja.

***

“Hmph! Kenapa juga aku harus sopan kepada keluarga kecil seperti ini?” Gerutu Merly sembari berjalan seorang diri di koridor berlantai kayu di kediaman Yashura. “Kalau saja guru gak memaksaku datang kemari, aku gak mungkin ada di keluarga kecil sekarang!”

“Merlyku sayang, jangan mengeluh dulu. Keluarga ini gak seperti kelihatannya. Kalau kamu sedang bosan, kenapa gak kita sedikit berpetualang dan mencari pengalaman saja?” Sebuah suara lembut seorang wanita terdengar di sebelah telinga Merly.

Gadis itu berkedip-kedip mendengar suara wanita itu. Kemudian ia membalas suara itu hanya dengan mengucapkan kata dalam hatinya.

“Mama Ross, apa tempat ini ada rahasianya?”

“Kurang lebih begitu. Mama yakin arwah gurumu juga menyadari rahasia itu.”

Suara itu terdengar dari udara kosong. Tak ada orang lain di sekitar Merly saat itu. Tapi ketika ia mendengar suara misterius itu, matanya langsung bersinar.

“Rahasia apa yang Mama maksud?”

“Coba kembali lewati kebun tadi. Mama merasakan objek yang menampung kekuatan spiritual yang sangat besar.”

Merly tidak bertanya lagi. Dengan kakinya yang kecil ia berlari-lari menelusuri koridor itu. Tak ada yang menghalanginya. Bangunan tempatnya tinggal di Keluarga Yashura itu adalah bangunan terpencil yang khusus dibangun untuk menerima tamu. Letaknya di pojok selatan tenggara kediaman Yashura. Jadi selain ada keperluan dan ingin bersilaturahmi, jarang sekali tamu akan bertemu dengan anggota Keluarga Yashura.

“Stop, stop! Lihat ke arah kananmu.”

Merly berhenti berlari dan melihat ke arah kebun. Ada pohon-pohon yang menghasilkan buah dan bunga serta tanaman herbal untuk bahan-bahan yang dibutuhkan Alchemist tingkat menengah ke bawah.

Dan di tengah-tengah kebun itu, berdiri sebuah patung singa yang sudah berlumut. Patung itu memiliki taring dan mata yang tajam, memberikan ekspresi buas dan bangga.

Sekilas, patung tersebut mirip dengan singa di lambang Keluarga Yashura.

“Patung singa itu... apa ada yang aneh?” Tanya Merly dengan suara berbisik. Entah mengapa berada di dekat patung ini, ia merasa takut dan ingin bersembunyi seperti menghadapi ayahnya yang sedang marah padanya.

“Mn. Patung ini didiami oleh arwah yang sangat kuat. Tapi Mama merasakan arwah itu bukanlah berasal dari seorang manusia!”

“Mama, maksudnya?”

Wanita yang bernama Mama Ross itu tak langsung menjawab. Dari dalam kalung yang terselip di baju Merly, sebuah asap tembus pandang muncul dan membentuk sosok wanita cantik dan lekukan tubuh yang indah.

Mama Ross adalah arwah yang membuat kontrak dengan Merly beberapa waktu yang lalu.

“Ada legenda kuno yang mengatakan, seorang pahlawan legendaris bersama tujuh jenderalnya memimpin ratusan juta arwah hewan buas untuk memerangi alam baka melawan para dewa. Mama rasa arwah yang tidur di patung ini adalah salah satunya!”

“...”

“Untuk hewan buas bisa menyelamatkan arwahnya sendiri adalah hal yang mustahil. Dan jika memang seseorang ingin menyelamatkan arwah dari seekor hewan buas maka akan membutuhkan kekuatan yang sangat besar untuk melakukannya. Terlebih lagi untuk bisa merawatnya sampai memiliki kepintaran dan menunggu dalam patung seperti ini. Bahkan jika ada yang bisa melakukannya Mama yakin dia gak akan bisa memerintah arwah hewan buas itu untuk duduk diam menunggu sampai berlumut begini, kecuali orang itu pahlawan legendaris yang Mama bilang tadi!

“Entah keluarga ini punya hubungan dengan pahlawan itu, atau leluhur mereka gak sengaja menemukan patung ini... seharusnya Keluarga Yashura dapat perlindungan dari arwah ini. Itu anehnya. Ada patung dari arwah hewan buas yang tidur di sini, tapi kekuatan keluarga ini hanya sedang-sedang saja. Dilihat dari aura arwahnya, bahkan sewaktu hidup pun Mama gak yakin bisa menang melawan singa ini.”

Merly tak bisa berkata apa-apa. Ucapan Mama Ross sudah membuat bulu kuduknya merinding.

“Benar kata gurumu. Sebaiknya selama kamu tinggal di sini, bersikaplah sopan kepada Keluarga Yashura. Jangan cari masalah. Entah ini kediaman keluarga kelas bawah atau sejenisnya, menyinggung keluarga yang menempati tempat peristirahatan arwah seperti ini sama saja mencari jalan menuju tebing berjurang.”

“Mm.” Merly Yurin mengangguk. Jika gurunya yang menyuruh gadis itu untuk bersikap demikian, ia masih bisa bersikap manja dan bertingkah semaunya. Tapi jika sudah Mama Ross yang berkata, maka ia tak memiliki pilihan lain selain menjadi anak manis di depan Keluarga Yashura.

Kemudian gadis itu berjalan kembali ke ruangan gurunya. Arwah wanita yang menemaninya tak kembali ke kalung Merly dan mengikuti gadis itu di sampingnya. Hal itu membuat Merly harus mengucapkan kata dengan bibirnya untuk berbicara dengan Mama Ross.

“Mama Ross, maafkan sikap Merly tadi. Lain kali Merly akan bersikap lebih hati-hati lagi, terutama di depan Shira Yashura.”

“Hihi, Mama tau kamu cemburu jika gurumu memperlakukan murid yang lain sebaik itu, sampai-sampai memanggil kamu dan kakakmu datang kemari. Arwah yang menemani gurumu juga bilang ke Mamamu ini kalau harus berhati-hati dengan arwah yang tertarik dengan anak yang namanya Shira ini.”

“Apa itu berarti... arwah itu lebih kuat daripada Mama?”

Merly merasa takut ketika mengingat sumpahnya untuk menjadi simpanan Shira tadi.

“Hihi, jangan bercanda lah. Sekuat apa pun arwah itu, mana mungkin bisa menandingi Mama Ross yang sudah hidup lebih dari tiga belas ribu tahun ini?” Wanita itu tersenyum manis kepada Merly, mengerti apa yang membuat gadis ini khawatir. “Tapi Merly sayang, lain kali jangan sekali-sekali bersumpah menjadi simpanan orang lain. Mama ingin kamu mewarisi skill yang bisa memperpanjang umur dan menjaga kecantikan, serta memperkuat roh dan jasmanimu. Skill ini juga sangat dibantu oleh ramuan yang kamu minum waktu itu. Tapi syarat untuk bisa mencapai level tertinggi skill ini adalah kamu tetap menjadi gadis yang masih belum disentuh pria.”

Mama Ross mengucapkan hal itu dengan nada lembut dan penuh dengan kasih sayang. Semenjak ia bersama dengan gadis ini, ia sudah memperlakukan Merly sebagai anaknya sendiri.

Jarang sekali ada arwah yang menaruh perasaan pada pelayannya seperti itu. Bahkan, sempat dalam beberapa bulan ini Mama Ross berpikir akan membatalkan kontrak tepat sebelum masa enam puluh tahun habis. Dengan demikian membebaskan Merly dan ia tak perlu merasuki tubuhnya.

Merly pun merasakan kehangatan seorang ibu selama Mama Ross tinggal di tubuhnya. Sekarang ini ia menganggap Mama Ross sebagai ibu angkatnya sendiri.

Hampir mirip situasinya seperti Shira dan Arwah Baik Hati, Merly pun mempelajari banyak skill khusus dan tuntunan dari Mama Ross. Walau pun pada awalnya arwah wanita itu niatnya untuk mengembangkan tubuh yang ia rasuki seperti niat si Arwah Baik Hati, lambat laun rasa keibuan wanita itu muncul dan hatinya melunak. Hal itu membuat Mama Ross tak tega untuk melakukan hal keji seperti merasuki dan mengambil alih tubuhnya.

Tapi biarlah itu menjadi perkara untuk nanti. Yang arwah itu inginkan sekarang hanyalah melihat Merly tumbuh menjadi wanita yang bisa membuatnya bangga. Hatinya sudah bergerak dan ia tak memiliki niat egois lagi yang semenjak pertama kali ia melihat Merly. Sekarang ia merasakan, tanpa kontrak pun, ia akan melindungi Merly apa pun risikonya.

“Mama Ross terlihat masih cantik dan masih muda, tapi mempunyai wibawa seperti sudah hidup ratusan tahun,” Merly dengan tulus memujinya. “Apa Mama Ross sudah menguasai skill itu?”

Mendengar pertanyaan Merly, ekspresi wajah Mama Ross berubah. Sebenarnya ia enggan menjawab, tapi berhubung hal ini mungkin bisa memberikan peringatan kepada Merly tentang kerasnya dunia, maka dengan berat hati Mama Ross berkata:

“Merly, kamu sekarang belum dewasa betul tapi Mama ingin kamu mendengar ini. Mama sama sekali gak bisa mencapai level tertinggi dari skill itu. Bahkan, sewaktu Mama seusiamu mama sudah tak mempunyai kesempatan lagi untuk menguasainya.”

Arwah itu berhenti sesaat, melihat-lihat ke dalam mata Merly apakah gadis itu siap mendengar pengalaman semasa hidupnya.

“Coba duduk dulu di sini sebentar,” kata Mama Ross sembari mengajak Merly untuk berhenti dan duduk di sebuah tempat mirip beranda. “Dulu, waktu Mama muda, Mama adalah kandidat untuk menjadi murid terbaik di sebuah sekte ternama. Suatu hari, Mama, dua teman sebaya Mama, dan sekitar sembilan kakak angkatan di sekte pergi keluar untuk mencari pengalaman. Kami mengunjungi beberapa kota-kota untuk menemukan tempat yang cocok untuk berpetualang.

“Di satu kota terpencil, ada seorang pemuda yang usianya lebih tiga tahun lebih tua dari Mama tahu tentang reruntuhan kuburan lama dan bersedia menuntun regu kami menelusuri reruntuhan itu. Mama ingat rupanya seperti petualang biasa dan kami semua mengira dia hanya tahu tentang reruntuhan itu tapi gak berani menjelajahnya. Awalnya, kami membuat kesepakatan dengan pemuda ini untuk membagi hasil jarahan dari reruntuhan itu. Tapi pas ada harta karun betulan yang muncul, kakak angkatan Mama gak bisa menahan kerakusannya dan mencoba membunuh penuntun itu untuk memperbesar bagian mereka.

“Tapi siapa sangka kalau pemuda itu ternyata sangat kuat! Gerakan pemuda itu sangat aneh dan lincah sekali sampai-sampai senjata kami gak bisa menyentuhnya sama sekali! Di sisi lain, dia dengan mudah merengut nyawa regu kami satu per satu, sampai saat hanya Mama yang tersisa, dia membiarkan Mama hidup... tapi dengan satu bayaran...”

Merly terkesiap dan tak bisa menahan jantungnya yang berdebar-debar. Ia masih muda tapi ia bukanlah gadis yang sangat naif, ia mengerti bayaran yang Mama Ross berikan untuk bisa mempertahankan nyawanya waktu itu. Dalam hati ia merasa sedih mendengar Mama Ross memiliki pengalaman yang mengerikan seperti itu.

“Merlyku sayang, Mama tau kamu gak nyaman mendengar ini. Tapi waktu itu umur Mama juga tujuh belas tahun seperti kamu. Hanya karena kesalahan kakak angkatan, Mama harus kehilangan kesucian Mama yang Mama jaga baik-baik hanya dalam waktu semalam. Oleh karena itu, Mama ingin kamu harus berhati-hati. Walau pun dalam perlindungan Mama, dunia luar itu sangat kejam, apa pun bisa terjadi. Terutama jika kamu pergi keluar untuk mencari pengalaman. Mama hanya minta kamu berhati-hati mencari rekan dan tempat untuk berpetualang. Mama gak ingin kejadian yang Mama rasakan juga menimpamu...”

“Mm.” Suara Merly lemah. Tangan kecilnya merangkul tubuh arwah itu dan menimbun wajahnya dalam dekapan Mama Ross. Pelan-pelan ia mulai terisak tangis karena merasa sedih mempelajari masa lalu arwah wanita itu.

“Tapi jangan khawatir. Selama Mamamu ini berada di sampingmu, dia akan berusaha mati-matian untuk menjaga gadisnya yang manis ini. Kalau kamu bisa menguasai skill yang Mama berikan ini, Mama janji akan mencarikanmu suami yang tampan dan sempurna untukmu!”

Merly mengangguk dalam dekapan Mama Ross. Arwah itu menggunakan kekuatan spiritualnya untuk memadatkan rohnya agar bisa memeluk Merly. Dan ditemani oleh suara air kolam siang itu, ia membelai lembut rambut hitam panjang Merly dengan kasih sayang.

“Nona Muda...”

Sebuah suara membangunkan mereka dari dunia kecil mereka sendiri. Mama Ross menoleh dan melihat gadis cantik bercelemek yang melihat aneh ke arah Merly. Saat Merly merasakan tatapan aneh Mila Yashura, dengan cepat ia mengusap air mata di pipinya yang mungil.

“Oh, Mbak yang tadi. Apa aku sudah bisa bertemu dengan Tuan Muda Shira sekarang?”

Mila yang menyadari mata Merly yang basah dan hanya bisa mengangguk.

“Kalau begitu tolong antarkan aku,” kata Merly Pelan.

“Tolong lewat sini.”

Mila menuntun gadis keluarga kaya itu menelusuri koridor, menjauhi ruangan gurunya tadi. Dengan pelan dan sambil mengambang Mama Ross mengikuti dari belakang.

***

Ketika dipanggil oleh Mila, Shira tak langsung turun dari bukit. Tapi ia meminta waktu dengan membuat alasan untuk bermalas-malasan. Karena itu, Mila yang tengah menuntun Merly sempat mencarinya di perpustakaan tempat ia biasa membaca. Namun tak mendapati batang hidungnya.

Saat itu Mila tahu kalau Shira masih belum pulang. Anak itu membiarkan gadis bernama Merly ini menunggu di gerbang, membuat Mila malu bukan main.

“Oh, apa itu yang bernama Shira Yashura?”

Merly melihat sosok pemuda lima belas tahun yang berjalan dari kejauhan. Ia juga melihat di belakangnya ada sosok transparan yang mengambang mengikuti dari belakang.

“Apa itu arwahnya?” Merly berbisik dalam hati. “Arwah itu kelihatan biasa saja. Tampangnya pun gak menyeramkan dan dia mengenakan leather armor yang kelihatan biasa sekali. Aku gak mengerti kenapa guru terlihat ketakutan kepadanya.”

Merly tenggelam dalam pikirannya sambil memandangi Shira yang berjalan perlahan-lahan mendekat. Saat ia sudah di depan Merly dan Mila, ia berhenti. Ia melihat ke arah Merly, kemudian Mama Ross di belakangnya, kemudian menatap Merly lagi tanpa berkata apa-apa.

“Hmph! Sudah kubilang untuk pulang dari tadi tapi kamu baru muncul sekarang. Awas! Lihat aja nanti!” Gerutu Mila sambil melangkahkan kaki meninggalkan Merly dan Shira berdua saja.

Merly tak langsung menyapa Shira. Pemuda itu pun tetap diam seperti batu di depannya dengan wajah datar dan ekspresi malas. Gadis itu memperhatikan anak yang lebih muda dua tahun darinya ini, dan aura yang dipancarkan Shira terlihat biasa saja...

“Kamu yang namanya Shira?”

Shira mengangguk.

“Apa kamu sudah membuat kontrak dengan arwah ini?” Tanyanya kepada Shira yang terlihat kebingungan.

“Kontrak?”

“Sepertinya kamu belum tau apa-apa.”

Dalam hatinya, Merly merasa pemuda di depannya ini sama sekali tak berbakat walau sudah membuat satu arwah tertarik padanya. Mungkin untuk pelayan arwah biasa dia di atas rata-rata. Tapi dibandingkan dengannya yang sudah mendapatkan kontrak dan hubungan erat dengan Mama Ross, Shira tak lebih sebagai pemain figuran.

Ia menoleh lagi ke arah arwah yang mendampingi Shira untuk memeriksanya. Namun pada saat itu juga, perasaan jijik sekaligus murka membara dan meluap-luap di dalam tubuhnya.

Arwah sialan ini berani menatap Mama Ross dengan mata dan senyuman penuh nafsu! Matanya memeriksa setiap lekukan Mama Ross dengan mata seperti serigala yang siap menerkam, dari bawah ke atas, dan kembali lagi ke bawah, tak menyembunyikan niatnya untuk menerawang apa yang ada di balik gaun yang dikenakan Mama Ross.

“Kurang ajar!!!” Pikir Merly sambil mengepalkan tangan mungilnya. Bahkan manusia yang masih hidup dan memiliki status tinggi tak berani menaruh mata kepada Mama Ross seperti itu. Tapi arwah mesum ini tak menyembunyikan nafsunya, apa mentang-mentang karena dia sudah mati urat malu dan takutnya sudah tak ada lagi?

Mama Ross akan memberikannya pelajaran, baru tahu rasa dia!

Lalu Merly menoleh ke belakang melihat apa yang akan dilakukan Mama Ross untuk menghukum dan mengajarkan tempatnya untuk buaya ini. Tetapi ketika ia melihat ekspresi Mama Ross, gadis itu terkejut.

Mama Ross, arwah yang semasa hidupnya adalah seorang ahli yang sempat menjadi salah satu pilar kekuatan seantero benua, terlihat syok dan pupil matanya mengecil melihat arwah pria mesum di depannya. Merly bahkan mendapati tubuh arwah wanita ini gemetaran.

“Wah, wah...” Arwah Baik Hati tak melepaskan tatapan mesumnya dari Mama Ross. “Aku merasakan arwah baru yang datang ke sini dan bertanya-tanya... melihat aura dari Mbak yang manis ini, sepertinya kita hidup di jaman yang sama. Hehe, pantesan rasanya kok gak asing, gitu... Mbak manis, apa kita pernah ketemu sebelumnya?”

***

<<PREVIOUS CHAPTERNEXT CHAPTER>>